“Situasi politik semakin memanas jelang hajatan Pilpres 2024, “ kata mas Bro mengawali obrolan warteg sambil maksi bersama sohibnya,Yudi dan Heri. Dan, sudah pasti ada Ayu Bahari, pemilik sekaligus pengelola warteg.
“Apa argumentasinya?,” tanya Heri.
“Manuver politik semakin gencar dilakukan. Ada yang menyebutnya dansa politik, zig –zag politik, akrobat politik. Belum lagi terbentuknya Dewan Kolonel dan Dewan Kopral. Boleh jadi ke depan akan ada Dewan Sersan, Letnan, Kapten dan Dewan Jenderal yang anggotanya tidak sebatas lintas fraksi di DPR, tetapi petinggi lintas parpol,” jawab mas Bro.
“Saya lebih suka menyebut situasi politik saat ini bukan semakin memanas, tetapi sangat dinamis. Menurut aku sih nggak ada yang panas. Kalau suhu udara sekarang ini begitu panas memang benar adanya, “ kata Heri.
“Politiknya nggak panas, yang panas mungkin para aktornya,” sela Yudi.
“Masing – masing pihak, meski berseberangan jalan, beda konsep dan ideologi, beda visi dan misi, tak terjebak situasi, tak harus memanaskan diri merespons lawan. Santuy Bro, tetapi waspada. Sersan,serius tapi santai,” ujar Heri.
“Oke aku setuju. Bagi rakyat kecil seperti kami ini yang nggak ikut – ikutan politik praktis, situasi bisa dikatakan semakin memanas kalau ada kenaikan harga kebutuhan sehari – hari,” kata mas Bro.
“ Yang panas apanya mas kalau harga naik?” canda Ayu Bahari.
“Semuanya Yu, hati, pikiran, kepala juga nyut –nyutan. Jangan karena heboh politik lantas lupakan pemulihan ekonomi.Silakan manuver politik, tetapi zig - zag pemulihan ekonomi jangan dikesampingkan,” kata mas Bro.
“Para elite harus paham. Ini suara rakyat,” teriak mas Bro sampai berdiri dari duduknya
“Nggak usah tegang gitu Bro, sersan,sersan,” bujuk Heri.