ADVERTISEMENT

Nestapa Korban Kebakaran di Cikini: Rumah Ludes, Tempat Usaha Musnah, Kini Hanya Bisa Berpasrah

Selasa, 27 September 2022 15:01 WIB

Share
Kondisi lokasi kebakaran di Cikini, usai api dinyatakan padam menyeluruh. (Foto: Poskota/Andi Adam Faturahman)
Kondisi lokasi kebakaran di Cikini, usai api dinyatakan padam menyeluruh. (Foto: Poskota/Andi Adam Faturahman)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Peristiwa kebakaran yang melanda kawasan padat penduduk di Jalan Cikini Kramat RT 004 dan 015 RW 01, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (27/9/2022) pagi hari tadi menyisakan duka nestapa yang mendalam bagi para korban.

Nestapa korban kebakaran di Cikini itu terlihat pada Rumini (52). Pasalnya, selain rumah ludes hangus dilalap Si Jago Merah, kini tempat usaha musnah tak tersisa satu barang pun.

"Pokoknya semua habis kebakar, gak ada yang sempet bisa diselamatin. Yang ada di pikiran saya saat itu cuman bangunin cucu sama anak buat pergi keluar rumah," kata Rumini saat ditemui Poskota.co.id di lokasi kebakaran.

Dia melanjutkan, duka nestapa tersebut semakin amat terasa ketika sang cucu tercinta Nursida (13) dan Ani (10) meminta kepadanya tempat untuk beristirahat, pasca sejak pagi tadi dibuat lelah oleh kepanikan yang mendera.

"Dua cucu saya itu bilang capek pengen tidur, terus saya bilang iya kita cari dulu kasurnya, kayaknya gak ikut kebakar," tutur dia.

Menurut Rumini, cucunya yang bungsu merupakan anak sulit untuk terlelap apabila tidak ada bantal kesayangan yang digunakannya.

"Dia itu gak bisa tidur kalau bantal Mickey Mouse-nya gak ada, makanya bingung dia bilang capek pengen tidur tapi bantalnya udah gak ada, semua kebakar seisi rumah," paparnya.

"Saya ajak ke depan supaya dia gak nyariin bantalnya itu di mana, tapi tetep aja dia nanyain. Dia bilang mau tidur di sini aja sama kakanya, tapi tolong bawain bantalnya di rumah," sambung Rumini.

Dari kebakaran ini, tambah dia, selain menghanguskan seisi rumah, semua barang dagangan yang dimilikinya pun tak luput dilalap kobaran api.

Barang dagangan yang tak begitu banyak itu, kata dia, memang merupakan modalnya untuk menyambung hidup sehari-hari.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT