ADVERTISEMENT

Kasus Sambo Dikuliti, Data Najwa Shihab dan Karyawan Narasi TV Diretas, Amnesty Internasional Desak Kapolri Periksa Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi Kepolisian

Selasa, 27 September 2022 21:07 WIB

Share
Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid saat hadir di acara diskusi di kawasan Jakarta Selatan bersama aktivis kemanusian lainnya.(Foto: Zendy)
Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid saat hadir di acara diskusi di kawasan Jakarta Selatan bersama aktivis kemanusian lainnya.(Foto: Zendy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut terkait adanya dugaan peretasan terhadap data milik Najwa Shihab beserta sejumlah karyawan Narasi TV.

Pasalnya, menurut Usman, kasus ini harus menjadi perhatian khusus Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Saya kira yang harus diperhatikan harus diusut oleh kepolisian termasuk siapa saja, apakah ada pejabat, anggota kepolisian yang terlibat dalam peretasan tersebut," ujar Usman saat hadir dalam diskusi yang berlokasi di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (27/9/2022).

Ia menduga, kejadian tersebut ada perantara dari orang sipil, para aktivis masyarakat sipil dan perantara sipil.

 


Bahkan, kata Usman, dalam perkara ini informasi yang diterima itu cukup serius bahwa Narasi TV diserang karena mengkritisi kepolisian dalam kasus Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat dan Irjen Ferdy Sambo.

"Saya kira kalau kepolisian tidak proaktif dalam kasus ini, maka kecurigaan publik kepada polisi makin tinggi," kata dia.

Ia menilai bahwa tidak mungkin peretasan terhadap Najwa Shihab dan karyawan Narasi TV dilakukan oleh sekelompok hacker swasta. Makanya, Usman mendesak Polri untuk mengusut tuntas aksi pelaku peretasan.

"Itu tidak mungkin sekali peretasan dalam kasus Narasi TV ini dilakukan oleh sekolompok hacker yang swasta. Jadi kita juga desak kepolisian untuk ambil langkah pro aktif mengusut siapa penyerangnya," ucap Usman.

Langkahnya, kata dia, kepolisian harus pro aktif untuk mengusut siapa akun-akun pribadi dari pekerja Narasi itu. Kalau dilihat lebih detil, bahkan informasi yang beredar itu serangan terhadap Narasi ini dilakukan oleh orang-orang dalam kepolisian.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT