ADVERTISEMENT

Siapa Tuan Takur di Belakang Ferdy Sambo?

Senin, 26 September 2022 10:13 WIB

Share
Ferdy Sambo (Foto: dok Poskota)
Ferdy Sambo (Foto: dok Poskota)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BILA kamu penikmat film India, di sana polisi seringkali dicitrakan sebagai penegak hukum yang korup, bermoral rendah, berkolaborasi dengan pengusaha hitam untuk melindungi kejahatan.

Tak hanya itu, mereka bahkan digambarkan tak segan-segan menindas rakyat kecil dengan sewenang-wenang, demi melindungi pengusaha hitam.

Sosok antagonis yang tak pernah bisa dipisahkan dari cerita film India, adalah soal keberadaan pengusaha kaya raya bernama Tuan Takur.

Tuan Takur yang digambarkan berwatak bengis, jahat dan memiliki berbagai macam bisnis ilegal, mulai dari Narkoba, perjudian, hingga pelacuran.

Dalam menjalankan bisnisnya, Tuan Takur selalu memperalat polisi untuk melindungi kejahatannya. Dengan uang yang dimilikinya, Tuan Takur bisa menyuap polisi, mulai pangkat kroco hingga jenderal.

Parahnya, para polisi bermental bejat itu bukannya menolak. Mereka malah patuh dan menerima suap dari Tuan Takur. Kejahatan yang dilakukan Tuan Takur pun tak tersentuh.

Padahal, ia kerap menindas rakyat kecil dan kerap merampas hak-hak warga. Namun, tidak ada polisi yang berani menangkapnya, karena Tuan Takur telah menguasai kalangan petinggi kepolisian. Tuan Takur juga kerap menjadi beking atau cukong pejabat dan politisi.

Lain di India, lain pula di Indonesia. Sejumlah pelanggaran hukum seperti korupsi, bandar narkoba, beking judi, dan lain-lain, kerap dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab di tubuh korps Bhayangkara. Namun, ulah bejat itu tak pernah diangkat dalam film ataupun sinetron.

Drama Duren Tiga, dengan aktor utama Ferdy Sambo, mungkin menarik bila dibuat film atau sinetron. Bahkan, drama ini bakal tercatat sebagai sejarah hitam pertama yang terjadi di lembaga kepolisian.

Pertama kali dalam sejarah, perwira tinggi Polri berbintang dua dengan jabatan Kadiv Propam, memerintahkan pembunuhan pada ajudannya sendiri.

Kejahatan itu pun dilakukan di rumah dinas. Apapun motifnya, pembunuhan tak bisa 
dibenarkan. Tak hanya itu, Sambo juga melibatkan puluhan anggota polisi dalam 
skenarionya. Bahkan, sempat beredar skema ‘Kaisar Sambo’, yang menguasai bisnis judi dan uang haram lainnya.

Skandal Sambo ini telah membuka mata kita, soal kondisi Polri. Sepertinya, kultur kekerasan masih jadi bagian dari kepolisian. Gaya hidup hedonis sering dimuncul-
kan. Selain itu, rekayasa perkara juga bisa saja jadi kebiasaan.

Film dan sinetron bisa jadi sarana kritik dan koreksi yang membangun. Tinggal dicari, siapa ‘Tuan Takur’ yang selama ini berada di belakang Ferdy Sambo. (Gusmif)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT