ADVERTISEMENT

Kenaikan BBM Menjadi Sorotan Berbagai Pihak, Eksponen 98 Sebut Jokowi Langgar Konstitusi, Kenapa?

Minggu, 18 September 2022 20:32 WIB

Share
Presiden Joko Widodo. (ist)
Presiden Joko Widodo. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yakni Pertalite dan Solar yang dilakukan pemerintah menjadi sorotan dan meninggalkan tanda tanya besar hingga saat ini. 

Pasalnya rangkaiannya proses kenaikan harga BBM pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi terus menggaungkan dikotomi masyarakat mampu dan tidak mampu.

Hal tersebut disampaikan oleh perwakilan dari Barisan Jaringan Organisasi Kampus '98 atau BJORKA '98 yakni Bungas T. Fernando Dulinng dalam sebuah diskusi di Cafe "Seemed To Dream, Jakarta, Minggu,(18/9/2022).

"Ada suatu hal yang parah dalam rangkaian proses kenaikan harga BBM hari ini. Karena proses dikotomi antara masyarakat yang mampu dan tidak mampu terus menerus digaungkan di tingkat level kepala negara dan kepala pemerintahan yaitu adalah Presiden," ujar Fernando.

Fernando pun menilai, alasan pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi menaikkan harga BBM lantaran 70 persen subsidi dinikmati masyarakat mampu pada dasarnya telah meyalahi konstitusi.

"Pada dasarnya Presiden sudah menyalahi konstitusi," katanya.

Lebih lanjut, Fernando menuturkan alasan menyampaikan Presiden telah melanggar konstitusi dengan menaikkan harga BBM subsidi.

Sebab, menurut Fernando hal itu lantaran di pasal 33 Undang-Undang Dasar atau UUD 1945 tak menegaskan dan menjelaskan antara si kaya serta miskin.

"Karena pasal 33 UUD (1945) tidak menegaskan dan menjelaskan antara kaya dan miskin. Negara bertanggung jawab terhadap itu," tandasnya.

Diketahui dalam diskusi tersebut sejumlah aktivis exponen 98 turut hadir. Mereka antara lain hadir dengan berbagai bendera seperti FORKOT, FKSMJ, FAMRED, FORBES hingga KARAT. (aldi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT