Kombes Komarudin, Kapolres yang Bercita-cita Jadi Penerbang

Sabtu 17 Sep 2022, 14:28 WIB
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin. (foto: poskota/toga)

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin. (foto: poskota/toga)

Bapak  Meninggal

Tiga hari sebelum mengikuti ujian kelulusan, lanjut Komar, ia mendengar kabar bapaknya meninggal dunia. Kabar tersebut disampaikan abang sahabatnya yang datang menemuinnya di Magelang, padahal sebelumnya dirinya mengaku tak pernah kedatangan tamu selama menikuti pendidikan Akabri.

"Mar, bapak lo udah enggak ada," kata Komar mengikuti ucapan abang temannya.

"Wah ini gua lagi megang buku langsung jatuh tuh buku. Gua nangis senangis-nangisnya," sambungnya.

Komar mengaku sempat frustasi mendengar kabar bapaknya meninggal. Bahkan ia sempat tidak ingin meneruskan permintaan bapaknya untuk menjadi polisi. Beruntung usai pemakaman, komandan batalyon taruna (Danyontar) yang saat itu dijabat Zulkarnaen (mantan Kapolda Banten) menelepon dia dan meminta saya untuk ke Bandara Soekarno Hatta karena sudah dibelikan tiket untuk segera kembali ke Magelang.

"Kamu taruna kebanggaan saya cengeng, apa alasan kamu gak mau pulang? kamu segera kembali kalau tidak saya jemput Provos," ungkapnya mengikuti perkataan pak Zulkarnaen.

Sesampainya di Magelang, dirinya dijemput langsung oleh pak Zulkarnaen, dan ditunggui saat belajar. Namun lantaran baru kehilangan orang tuanya, Komar mengaku kesulitan belajar.

"Saya baru kehilangan bapak, besoknya mau ujian kan enggak ada yang nyangkut (belajarnya). Digaplok gua pake buku 'plokkk' sama pak Zulkarnaen" selanya.

Usai pelantikan kelulusan di Istana Negara, lanjut Komar, dirinya sempat didatangi oleh Zulkarnaen yang membeikan ucapan selamat atas kelulusannya dan meminta maaf atas perbuatannya yang keras terhadap Komarudin.

"Selamat ya. Saya mau minta maaf selama ini saya berlakukan kamu keras supaya kamu tidak terlena dengan kedukaan kamu. Alhamdulilah kamu sudah jadi perwira sekarang," ujar Komar menirukan ucapan Zulkarnaen.

Usai dilantik, dia mendapat izin untuk pulang lebih awal agar dapat ziarah ke makam orang tuannya.

"Saya langsung ke makam. Sampai itu sore habis azhar dan saya bilang 'Pak udah perwira nih' sambil saya nangis," tutupnya. (toga) 

News Update