ADVERTISEMENT

Dengarin Nih Pak Anies, PBNU Tolak keras Politik Identitas, Termasuk Identitas NU Sendiri

Rabu, 7 September 2022 20:46 WIB

Share
Ketua Umum PBNU Gus Yahya. (Foto: NU Online).
Ketua Umum PBNU Gus Yahya. (Foto: NU Online).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan penolakan  keras segala bentuk politik identitas yang selama ini sering dilakukan banyak politikus, termasuk di antaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Penolakan itu ditegaskan oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

"Kita menolak politik identitas apapun. Apakah itu identitas etnik, ataupun identitas agama. Termasuk identitas NU gitu. Tidak boleh ada politik identitas. Kita menolak itu," kata Gus Yahya dalam Launching Press Conference Religion Forum (R20) International Summit of Religious Leaders di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Menurut Gus Yahya, NU amat melarang adanya firqoh atau kelompok identitas. Firqoh itulah yang kemudian dijelaskan Gus Yahya sebagai perkara yang diharamkan dalam Alquran.

"Di dalam Islam, ada betul di Al-Qur'an. Itu kelakuan orang musyrik, memecah belah agama masing-masing, dan berbangga diri dengan apa yang ada pada dirinya. Ini menjadi kelompok identitas, itu haram," kata dia.

Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang ini mengatakan, dirinya sudah berkali-kali mengingatkan muslim lainnya agar tidak menciptakan permusuhan dengan kelompok muslim manapun. Termasuk pada wahabi-wahabi maupun kelompok yang dianggap radikal.

"Ya sama Yahudi saja saya santai bisa engage (melakukan kontak), ya kok sama sesama muslim tidak bisa," katanya.

"Terserah saja mereka (mau melakukan apa) selama mereka bersedia hidup berdampingan dengan kita, menerima platform negara yang kita hidupi bersama," sambung dia lagi.

Keterangan ini juga sekaligus menjadi jawaban Gus Yahya mengenai tanda tanya publik soal hubungan NU dengan Hindutva atau kelompok Hindu radikal di India dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán.

"Terkait kelompok-kelompok radikal ini, kita tidak mau engage mereka dengan perspektif permusuhan. Tidak. Ini cara untuk bisa hidup berdampingan dengan damai," tutur dia.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Muhammad Rio Alfin Pulungan
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT