Alamak! Harga Solar Naik, Angkutan Logistik akan Naikan Tarif Jalan Hingga 25 Persen

Rabu 07 Sep 2022, 12:33 WIB
Dam truk isi  bahan bakar untuk SPBU ilustrasi. (dok. migas.esdm.go.id)

Dam truk isi bahan bakar untuk SPBU ilustrasi. (dok. migas.esdm.go.id)

SERANG,  POSKOTA.CO.ID - Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sangat dirasakan dampaknya bagi pengusaha angkutan logistik di wilayah Provinsi Banten.

Mereka merasa keberatan dengan kenaikan solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.

Ketua Asprindo Banten, Saefullah mengatakan, kenaikan harga BBM pilihan pahit bagi pengusaha angkutan logistik. Mengingat, beban ongkos muatan telah membengkak saat inflasi.

"Pilihan pahit, ketika pemerintah menaikan suka nggak suka ya ikut menyesuaikan. Angka muatan 32 persen, efeknya kenaikan 11 persen kalau efek BBM saja," katanya, Rabu (7/9/2022).

Ia menerangkan, ongkos muatan akan dinaikan 25 persen dari biasanya. Namun angka itu masih dalam pembahasan pengusaha angkutan dan lembaga terkait.

"Ya paling 25 persen ada nego, 22 sampai 23 persen. Efektifnya sih setelah naik, BBM naik ya harus naik. Banyak perusahaan yang minta juga ke kita," terangnya.

Menurutnya, kondisi pelaku usaha angkutan logistik hanya mampu bertahan dengan kenaikan harga BBM dan kebutuhan mobil.

"Kondisi saat ini teman-teman hanya bertahan saja sebelum kenaikan, mengajukan inflasi nggak pernah dihitung. Tol aja sudah 4 kali naik, sperpat," ujarnya.

Dengan kenaikan harga angkutan, pemakai jasa harus memahami dengan kondisi. Sehingga tidak ada kesalahpahaman di antara pengusaha.

"Kenaikan ini berjalan sesuai yang kita harapkan. Pemilik barang harus memahami, kalau untung harus semua," ungkapnya.

Selain itu, pemerintah diminta mengetatkan kontrol pemberian BBM sunsidi terhadap kendaraan. Sebab selama ini BBM subsidi banyak dinikmati oleh oknum

"Pemerintah penyaluran BBM kontrolnya harus bagus karena selama ini banyak dinikmati yang bukan berhak. Pengawasannya harus tepat guna," ucapnya. (Bilal)

News Update