ADVERTISEMENT

Warning! Ribuan Pengusaha Warteg Ancam Presiden Jokowi Jangan Nekat Coba-coba Naikkan Pertalite dan Solar Bila Tak Mau Hal Ini Terjadi!

Kamis, 1 September 2022 20:44 WIB

Share
Kolase foto warteg dan Presiden Jokowi. (ist/diolah dari google.com)
Kolase foto warteg dan Presiden Jokowi. (ist/diolah dari google.com)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ribuan pengusaha warteg yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Warteg Indonesia (HiPWIn) dengan tegas menolak rencana kenaikan BBM bersubsidi.

Mengutip berita jakarta.poskota.co.id, Mereka mengaku telah siap menggeruduk Istana Merdeka Jakarta jika pemerintah tetap menaikkan harga Pertalite dan Solar.

“Himpunan Pedagang Warteg akan Kepung istana untuk menyampaikan aspirasi penolakan ini,” ujar Ketua Umum HiPWIn Rojikin Manggala.

Rojikin Manggala menjelaskan kini HiPWIn telah beranggotakan 20 ribu pedagang warteg.

Semuanya dengan tegas menolak rencana pemerintah menaikan harga BBM jenis pertalite dan solar. 

Menurutnya, kenaikan harga BBM akan memperburuk pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor. “Daya beli masyarakat akan berkurang, dan risiko kebutuhan belanja akan membengkak,” jelas Rojikin. 

Pada usaha warung makan seperti warteg, kenaikan BBM bersubsidi akan memberikan efek domino. “Berdampak pada biaya distribusi rantai pasok pasti akan naik, dan secara otomatis harga bahan pokok akan mengikuti, ini yang kami khawatirkan,” sambungnya.

Apalagi keterpurukan ekonomi para pedagang karena pandemi yang berlangsung dalam tiga tahun terakhir ini belum pulih 100 persen, ekonomi rakyat masih banyak yang susah. “Dari pedagang warteg, saat pandemi penurunan omzet sampai 80 persen dan sekarang baru beranjak naik sampai 70 persen,” kata pemilik 7 warteg ini.

Rojikin kemudian menyebut niat pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional hasilnya akan berbalik. “Kami meminta pemerintah mengkaji lagi rencana kenaikan harga BBM jenis pertalite dan solar," tandasnya.

Harga BBM belum naik saja, pedagang warteg sudah dihadapkan dengan tingginya harga kebutuhan pokok seperti telur, cabe, minyak goreng. “Saat ini daya beli masyarakat mulai naik kembali sejak pandemi. Tetapi sayangnya, hal ini tidak dibarengi dengan stabilitas harga bahan pokok,” imbuhnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT