Institusi Terdegradasi, Deolipa Ungkap Ada Pembangkangan dari Kabareskrim, Pengin Kapolri Cepat Diganti

Kamis 01 Sep 2022, 21:23 WIB
Kolase foto Deolipa Yumara (Pengacara Bharada E) dan Richard Eliezer (Bharada E) (Foto: ist/diolah dari google)

Kolase foto Deolipa Yumara (Pengacara Bharada E) dan Richard Eliezer (Bharada E) (Foto: ist/diolah dari google)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Rekonstruksi atau reka ulang kasus penembakan terhadap Brigadir J yang didalangi Ferdy Sambo terus menuai kontroversi.

Sudut pandang berbeda disampaikan bekas pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Menurutnya, versi penembakan berbeda itu wajar-wajar aja. 

"Kalau di BAP saya sih Eliezer atau Bharada E disuruh menembak. Orangnya masih hidup. Posisi Yoshua masih berlutut. Karena ada perintah tembak, maka ditembak lah. Dor...dor...dor...ada 4 - 5 kali," papar Deolipa.

Artinya, lanjut Deolipa, saat mau ditembak, Yoshua masih hidup. Dengan rekonstruksi kemarin yang dilakukan Bharada E, itu sama. 

Soal adanya perbedaan ini, Deolipa mengungkapkan adanya mis kordinasi antara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan jajaran di bawahannya.

"Kapolri mungkin kecepatan itu informasinya dari Dirtipidum. Makanya kadang-kadang kordinasi antara Kapolri, Kabareskrim dan Dirtipidum ini kadang-kadang nggak nyambung," paparnya.

Ketika disinggung kuasa hukum keluarga almarhum Brigadir J, Johnson Panjaitan bahwa apakah sudah biasa kordinasi antara Kapolri dan jajarannya, Deolipa mengatakan benar.

"Betul biasa terjadi," ujarnya. 

Deolipa mencontohkan hubungan Kapolri dan jajaran di bawahnya dengan  ilmu persepsi, ilmu komunikasi. 

"Kalau di SD kita belajar ilmu komunikasi dengan cara berbaris. Mulai dari depan disampaikan A B C D, sampai yang terakhir tidak nyambung. Makanya Kapolri ini dengan Kabareskrim berantem kok. Bukannya nggak tahu, saya tahu mereka nggak cocok. Karena nggak cocok saya dipecat, kan gitu. Kalau cocok kan saya nggak dipecat," ujarnya.

Berita Terkait

News Update