Rentan Alami Ganguan Keseimbangan, Santri Tunanetra di Tangerang Dapat Penyuluhan Kesehatan

Rabu 31 Agu 2022, 17:14 WIB
Penyuluhan Kesehatan Bagi Santri Tunanetra. (Ist)

Penyuluhan Kesehatan Bagi Santri Tunanetra. (Ist)

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID -  Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dalam lingkup masyarakat, Program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka mengadakan penyuluhan kesehatan di Yayasan Raudlatul Makhfufin. 

Yayasan yang terletak di Kampung Jati, Buaran, Serpong, Kota Tangerang Selatan adalah lembaga khusus tunanetra

Penyuluhan yang diberikan adalah 'Program latihan fisik dan olahraga pada santri tunanetra sebagai upaya meningkatkan kebugaran dan mencegah jatuh'. 

Keseimbangan atau kemampuan dalam mengontrol gerakan agar tidak mudah jatuh atau kemampauan  melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik tanpa merasa kelelahan berlebih amatlah penting bagi santri. Secara umum, tunanetra mempunyai tingkat kebugaran yang lebih rendah dibanding orang yang bisa melihat.

Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan motoric dan mobilitas sehingga berdampak pada keterlambatan gerak, kesulitan dan koordinasi yang kurang baik.

Selain itu dapat terjadi gangguan kontrol gerak (dyskinesia), dan ataksia yang pada akhirnya muncul gangguan keseimbangan yang dapat menyebabkan jatuh pada seorang tunanetra. 

Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Pengabdian Masyarakat sekaligus dosen FK Uhamka, dr. Wawan Budisusilo, Sp.KO. 

Menurutnya, pada kegiatan yang digelar pada Senin tanggal 15 Agustus lalu, Ketua Yayasan Raudlatul Makfufin, Ustadz Ismail mengapresiasi atas diadakannya penyuluhan kesehatan dan kebugaran melalui kegiatan pengabdian masyarakat tersebut.

 "Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kita. Para santri ini menjalani kegiatan yang cukup padat. Dari pukul tiga pagi sampai jam sepuluh malam. Sementara jadwal senam hanya ada di jadwal kelas dan berlangsung sekitar satu sampai dua kali saja dalam seminggu," ujar Ismail.

Dokter Wawan Budisusilo, Sp.KO yang juga selaku narasumber menyampaikan bahwa WHO merekomendasikan anak usia sekolah sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit dalam 1 hari. Aktivitas fisik tersebut sebaiknya melibatkan kegiatan yang di dalamnya mengandung unsur latihan fisik yang bersifat aerobik, kekuatan, dan fleksibilitas. 

Diharapkan kegiatan pengabdian masyarakat ini sebagai langkah awal untuk dapat terbentuknya kebiasaan beraktivitas fisik cukup sehingga kebugaran para santri meningkat, serta memiliki keseimbangan yang lebih baik lagi.

Berita Terkait
News Update