ADVERTISEMENT

Nah Loh! Beda dengan Jokowi, BPN Ungkap Harga Telur Ayam Bakal Sulit Turun: Kalau Turun Peternak Pasti Kolaps

Minggu, 28 Agustus 2022 18:55 WIB

Share
Ari (41), salah satu pedagang telur ayam di Pasar Slipi, Jakarta Barat. (footo: poskota/pandi)
Ari (41), salah satu pedagang telur ayam di Pasar Slipi, Jakarta Barat. (footo: poskota/pandi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (BPN) menyebut kenaikan harga telur saat ini disebabkan keseimbangan (ekuilibrium), akibat kenaikan pada beberapa variabel biaya.

"Contohnya pakan karena beberapa ada yang masih impor sehingga ketika terjadi gejolak mata uang harga ikut naik," jelas Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resminya, Minggu, (28/8/2022).

Arief menuturkan tak hanya itu banyak variabel yang membuat harga telur mengalami kenaikan, salah satunya yang juga memberi kontribusi besar, antara lain biaya transportasi apalagi telur bukan komoditi yang tahan lama.

Arief mengatakan yang pasti harga telur tidak mungkin untuk kembali ke harga Rp19.000 hingga Rp20.000 per kilogram karena bakal mematikan peternak.

"Kalau harga menjadi Rp19.000 hingga Rp20.000 per kilogram peternak pasti kolaps dan mereka bakal kapok menjadi peternak," ujar Arief.

 

Arief mengingatkan ketika harga telur jatuh empat bulan menjelang lebaran, semua peternak lantas memotong ayam petelur untuk menutup kerugian.

"Namun apa yang terjadi setelah harga kembali normal. Pengadaan ayam petelur itu tidaklah mudah. Butuh waktu lima hingga enam bulan agar ayam bisa bertelur kembali," ujar Arief.

Kondisi demikian, jelas Arief, harus dilakukan koordinasi lintas lembaga dan kementerian agar produksi dan konsumsi dapat sejalan.

Sebagai tindak lanjut, Arief mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial untuk memetakan daerah-daerah rawan kemiskinan agar bisa dipasok telur ayam.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT