JABATAN itu sejatinya amanah dari Allah SWT kepada hambanya. Tidak mengherankan jika jabatan yang diembannya diserobot oleh orang lain, bisa jadi masalah baru. Ini pula gambaran yang terjadi pada Wakil Ketua MPR dari unsur DPD RI yakni Fadel Muhammad.
Tak diterima digeser dan diganti oleh Tamsil Linrung, Fadel pun melawan dan menuntut somasi sebesar Rp100 miliar yang harus ditanggung oleh DPD RI. Tentu ini membuat dua karyawan salah BUMN yang ada di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan membicarakannya.
“Aneh-aneh ya pejabat kita. Seakan-akan jabatan itu bukan amanah, tetapi kewajiban yang melekat. Karena itu saat digeser dan digantikan orang lain bukannya ikhlas, malah melawan. Emangnya mau hidup selamanya di dunia,” kata Hudiawan, kepada rekannya, Rinaldi, saat santap siang di kantin tempat kerjanya, Jumat (19/8).
Hudiawan menjelaskan, sebenarnya wajar saja jika mantan Gubernur Gorontalo dan mantan menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Indonesia Bersatu II itu diganti. “Pasalnya, ini dilakukan pada Sidang Paripurna ke 2, DPD masa sidang I yang dipimpin oleh Ketua DPD La Nyalla Mattaliti. Artinya sah secara yuridis dan negara,” katanya sambil tersenyum.
“Jadi sangat tidak beralasan bila dia menuntut somasi sebesar Rp100 miliar. Harusnya sadar diri, kenapa dia bisa dilengserkan dan diganti orang lain. Jangan mau menang sendiri aja,” ujar Hudiawan.
Rinaldi pun mengiyakan yang dikatakan sahabatnya itu. Apalagi penggantian jabatan sebagai Wakil Ketua MPR itu pun dilakukan karena mosi tidak percaya anggota DPD terhadap Fadel.
“Ternyata Fadel menganggap penggeseran dirinya tidak sah lantaran merasa dirinya tidak tidak berbuat hal-hal yang melanggar. Dia malah mau lapor ke polisi karena tuduhan pencemaran nama baik dan ke PTUN atas putusan melengserkan dirinya. Tambah runyam saja dah kasusnya,” celoteh Rinaldi.
Ya begitulah manusia, tidak ada puasnya. Padahal Allah SWT dalam firmannya menjelaskan bahwa setiap manusia dibekali dengan syahwat terhadap kecintaannya pada harta, tahta, wanita.
“Memang godaan itu berat ya, kalau ga kuat pasti ngotot mempertahankannya. Harusnya legowo lah, wong sudah tua. Jangan banyak urus dunia, lihat juga urusan akherat,” sindir Rinaldi. (tiyo)