Laju Inflasi Indonesia Masih On The Track Dibandingkan Negara Lain

Jumat 19 Agu 2022, 15:23 WIB
Ilustrasi pemandangan di Kota Jakarta.

Ilustrasi pemandangan di Kota Jakarta.

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tingkat inflasi Indonesia masih lebih baik dari negara lain. Pada Juli 2022, masih tertahan di level 4,94 persen secara year on year (yoy) karena masih didukung alokasi subsidi dan kompensasi yang diberikan pemerintah.

"Inflasi Indonesia per Juli 2022 adalah 4,94 persen (yoy), masih lebih baik dibanding beberapa negara seperti Turki yang inflasinya 79%, Uni Eropa 8,9%, atau AS yang 8,5%. Angka inflasi Indonesia itu karena besarnya subsidi untuk energi dari APBN yang mencapai Rp502 triliun," kata Jokowi dalam akun twitter pribadinya @jokowi, dikutip Jumat (19/8/2022).

Menurut Jokowi, inflasi tersebut masih didukung dengan tidak naiknya harga BBM, listrik dan elpiji, di tengah krisis energi yang dihadapi dunia.

"Pertalite, Pertamax, solar, elpiji, listrik itu bukan harga yang sebenarnya, bukan harga keekonomian, melainkan harga yang disubsidi oleh pemerintah tadi," ujarnya. 

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah Redjalam mengatakan, pemerintah Indonesia masih on the track dalam menahan laju inflasi dibandingkan negara lain sebab memiliki 2 alasan utama.

“Pertama, dikarenakan di Indonesia itu produsen belum sepenuhnya mentransmisikan kenaikan harga bahan baku mereka ke harga konsumen ini terlihat di statistik di mana inflasi di tingkat produsen yang kita lihat dari indeks harga produsen itu juga naik di sekitaran 20% Indeks Harga Konsumen atau yang disebut IHK itu masih di sekitaran 4,94 tadi,” ujar Piter kepada wartawan, Jumat (19/8/2022).

“Jadi itu kan ada gap itu kan mencerminkan bagaimana produsen walaupun bahan bakunya itu sudah naik dia tidak menaikkan harga konsumennya, harga akhirnya itu sebesar kenaikan harga bahan baku. Kedelai naik 100 tempenya mungkin naik cuman 50 atau gandum sudah terbang tinggi harganya tapi harga roti termasuk Indomie belum naik terlalu tinggi,” imbuhnya. 

Kedua, lanjut Piter, Indonesia berhasil mengendalikan inflasi karena adanya subsidi energi dari pemerintah kepada masyarakat, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), gas, listrik. Bahkan Presiden Jokowi menyebutkan telah mengeluarkan subsidi sebesar Rp. 502 triliun untuk menekan harga pasar. 

“Penyebab harga-harga kita masih bisa bertahan adalah adanya subsidi, BBM, gas listrik itu kita masih subsidi. Nah itu tidak ada di negara lain dua faktor ini, tidak ada di negara lain. Produsen tidak bisa melakukan itu karena faktor kedua yaitu tidak adanya subsidi dari pemerintah terutama dari sisi energi,” bebernya.

Diketahui, harga minyak mentah saat ini, harga keekonomian pertalite Rp17.100 per liter. Sementara, Indonesia masih menjual di harga Rp7.650 per liter. Begitu juga solar harga keekonomiannya saat ini Rp19 ribu per liter namun Pertamina masih menjual Rp5.150 per liter.

Di negara lain di dunia harga pertalite menjadi Rp17 ribu per liter dan bahkan ada yang Rp31 ribu per liter. Pertamax pun saat ini harganya disubsidi sehingga hanya dijual Rp12.500 per liter, karena harga keekonomiannya sebetulnya Rp17.300 per liter.

Berita Terkait
News Update