JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Kabareskrim Polri Kombes Pol Agus Andrianto menyebutkan bahwa kejadian di Magelang sebelum tewasnya Brigadir Yosua Hutabarat masih abu-abu. Ia menyebut bahwa perstiwa itu hanya Allah, Brigadir J, dan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawarthi yang tahu.
Pernyataan tersebut kemudian dikomentar oleh pegiat media sosial Lukman Simandjuntak. Ia menyebut bahwa Brigadir Yosua layak mendapat penghargaan karena memicu bersihnya Polri.
Lukman kemudian membandingkan pernyataan Kabareskrim Polri soal kejadian di Magelang, dan pernyataan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). LPSK menyebut bahwa Putri Candrawathi kena gejala masalah kesehatan jiwa.
Lewat akun Twitter pribadinya @hipohan, Lukman menyandingkan dua artikel sebagai perbandingan, yang satu berjudul “Kabareskrim: Hanya Allah, Yosua, dan Putri, yang Tahu Kejadian di Magelang” dan artikel lainnya bejudul “LPSK Ungkap Istri Irjen Sambo Punya Gejala Kesehatan Jiwa”.
Dari perbandingan itu, Lukman beranggapan jika apa yang terjadi di Magelang sudah ‘jelas’.
"Kata Bareskrim yg tahu kejadian di Magelang hanya alm Joshua & Putri. Kata LPSK, Putri ada masalah kesehatan jiwa," ungkap Lukman yang dikutip dari Twitter @hipohan pada Rabu (17/8/2022).
Ia juga menyinggung bahwa kasus pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi sudah dihentikan. Lukman beranggapan bahwa polisi tidak perlu ke Magelang karenanya.
"Pelecehan di Jakarta saja disetop krn bukti2nya tdk ada, masa mau dilanjutkan ke Magelang ?,” ujar Lukman.
Pegiat media sosial itu kemudian menyebut bahwa Brigadir Yosua layak mendapat penghargaan karena memicu bersihnya Polri.
“Berikan alm penghargaan yg krn 'kepergiannya' memicu bersihnya Polri," pungkasnya.
Diketahui, Polri telah menetapkan empat tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua yakni dalang pembunuhannya Irjen Ferdy Sambo, lalu Ricky Rizal (Brigadir RR), Kuat Maruf (KM), dan Richard Eliezer (Bharada E) yang mengajukan diri menjadi justice collaborator.
Terkait kejadian di Magelang yang disebut menjadi pemicu pembunuhan terhadap Brigadir Yosua, Kabareskrim Polri menyebut bahwa kejadian itu hanya Putri Candrawathi, Yosua, dan Allah SWT yang mengetahuinya.
"Yang pasti tahu apa yg terjadi ya Allah SWT..., Alm (Brigadir J) dan bu PC. Kalaupun Pak FS dan saksi lain seperti Kuat, Riki, Susi dan Ricard hanya bisa menjelaskan sepengetahuan mereka," jelas Kombes Agus Andrianto.
Oleh karenanya, tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berangkat ke Magelang untuk mengungkap kasus kematian Brigadir J.
"Tim sedang ke Magelang untuk menelusuri kejadian di sana agar secara utuh kejadian bisa tergambar," ujar Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto pada Minggu (14/8/2022).
Namun, ia tak menyebutkan barang bukti apa yang dicari oleh timsus.
"Yang pasti hal yang dibutuhkan penyidik," tambahnya.
Di sisi lain, LPSK menyampaikan bahwa istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi bermasalah dengan kesehatan jiwa.
Nyonya Ferdy Sambo memiliki masalah kesehatan jiwa sehingga ia tak bisa dikatikan sebagai korban terduga pelecehan seksual. Hal ini disebutkan oleh wakil ketua LPSK, Susilaningtyas.
“Dari hasil pemeriksaan dan observasi, didapatkan kumpulan data dan gejala masalah kesehatan jiwa”, kata Susilaningtias seperti dikutip dari laman CNN Indonesia, Selasa (15/8/2022).
Sebagai informasi, sebelumnya LPSK menyatakan menolak permohonan perlindungan untuk Putri Candrawathi atas kasus pembunuhan Brigadir Yosua secara resmi. Hal itu karena istri Ferdy Sambo tidak bisa dimintai keterangan dan menjalani asesmen yang diberikan. (*)