Obrolan Warteg: Berharap Hadiah 17-an

BERBAGAI lomba digelar menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan RI. Mulai dari jenis lomba yang bersifat hiburan seperti makan kerupuk, membawa kelereng dengan sendok di mulut, memasukkan belut ke dalam botol, hingga yang serius, sebut saja tenis meja, bulu tangkis, futsal dan catur.

Kemeriahan terlihat sebagai bentuk antusiasme warga memperingati ulang  tahun kemerdekaan negerinya yang kini berusia 77 tahun. Tentu bukan berharap menang tujuan utamanya, melainkan kegembiraan dan kebersamaan.

Bersama membangun negeri, setidaknya lingkungan sekitar, itulah satu bentuk hadiah yang diberikan rakyat kepada negerinya.

“Lantas hadiah apa yang diberikan negara kepada rakyatnya?” tanya mas Bro ketika maksi di warteg langganan bersama dua sohibnya, Yudi dan Heri.

“Kemerdekaan itulah hadiah terbesar. Itu anugerah. Tanpa kemerdekaan kita nggak bisa seperti sekarang ini,” kata Yudi.

“Iya itu gue paham. Sekarang kan ulang tahun yang ke-77, sudah 77 tahun merdeka, apa nggak perlu kasih hadiah kejutan?” ujar mas Bro.

 “Sekarang bukan waktunya meminta hadiah, tetapi memberi hadiah. Kerja keras memulihkan situasi,” kata Heri menimpali.

“Dari dulu sudah kerja keras, tapi hasilnya gini-gini saja. Lantas kapan pulihnya?” balas mas Bro.

“Lo mesti bersyukur. Meski hidup kita pas-pasan, masih banyak diluar sana untuk makan saja susah. Lo mesti ikhlas,” tambah Heri.

“Gue bersyukur  masih bisa makan di warteg, meski sering ngebon. Gue juga ikhlas menerima keadaan,” kata mas Bro.