ADVERTISEMENT

Diceraikan Secara Sepihak, Mantan Bini Dibikin Babak Belur

Selasa, 16 Agustus 2022 06:30 WIB

Share
Kartun Nah Ini Dia: Diceraikan Secara Sepihak, Mantan Bini Dibikin Babak Belur. (kartunis: poskota/ucha)
Kartun Nah Ini Dia: Diceraikan Secara Sepihak, Mantan Bini Dibikin Babak Belur. (kartunis: poskota/ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PROSES perceraian itu melalui Pengadilan Agama, bukan diputuskan sepihak. Maka Burhan (30) dari Sumenep (Madura) marah betul ketika tahu-tahu dapat surat cerai dari bini. Langsung saja Baniyah (27) dicomot dari tokonya dan dihajar. Paling celaka, ada lelaki tak dikenal Burhan, tahu-tahu ikut nggebuki Baniyah.

Perceraian itu tindakan halal tapi sangat dibenci Allah SWT. Sebab jika pasangan sudah punya keturunan, anak-anak hasil kerjasama nirlaba itu akan jadi korban. Makanya, bila kepepet harus menceraikan istri atau suami pasti mengikuti prosedur yang sudah diatur negara.  Bisa mendaftar sendiri ke Pengadilan Agama, atau lewat bantuan pengacara bila memang punya uang banyak. Sebab tak ada pengacara membela klien yang mau bercerai secara perjuangan atau  gratisan saja.

Baniyah warga Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, masih terlalu muda jadi ibu rumahtangga, sehingga belum banyak makan asam-garamnya kehidupan keluarga. Ketika sedang jengkel pada suaminya, langsung ingin bercerai saja, padahal sudah ada anak. Karena caranya tidak tepat, suaminya pun jadi ngamuk. 

Selama ini Burhan jadi suami hanya status doang, tapi tak pernah ngayani (kasil nafkah) kecuali hanya ngayeli (menggauli) belaka. Sedangkan untuk makan sehari-hari, yang kerja banting tulang Baniyah sendiri. Dia jualan di kiosnya, sementara Burhan hanya petentang-petenteng di rumah sambil main HP. “Kalau paket dataku penuh, tenanglah hidupku.....,” begitu kata Burhan sekali waktu, tentu saja ini bikin tambah jengkel istrinya.

Dipikir-pikir, punya suami Burhan sama sekali tak ada nilai plusnya. Ibarat perusahaan BUMN, Burhan ini BUMN yang sakit, yang selalu dapat suntikan PMN (Penyertaan Modal Negara). Karena tak menguntungkan lagi, Baniyah ingin mengamputasinya. Caranya, dia dan anaknya kembali ke rumah orangtua, dan mulailah dia menggugat cerai suaminya.

Tapi sama sekali Burhan tak diajak bicara, tak juga diajak sama-sama ke Pengadilan Agama Sumenep. Tahu-tahu Burhan dikirimi surat cerai lewat pos. Tentu saja dia kaget sekali, karena diceraikan istri secara sepihak. Burhan lalu menyusul ke rumah mertua, untuk klarifikasi dan mengajak pulang istrinya. Tapi Baniyah menolak dengan alasan sudah cerai, dan tak ada lagi kewajiban melayani suami di ranjang.

Burhan kembali ke rumah kontrakan dengan tangan hampa. Jika malem gedabigan tak bisa tidur, karena kesepian. Nasibnya “burung” dalam sarung Burhan sungguh mirip lagunya May Sumarna tahun 1980-an. “Wahai burungku dalam sarung, sungguh nasibmu malang benar......” kata Burhan mencoba memplesetkan lagu itu.

Karena Baniyah tetap tak mau diajak kembali,  Burhan jadi naik pitam. Menyalahkan prosedur perceraian, eks bini itu langsung “diculik” dari tokonya. Dalam mobil keduanya ribut, sementara Baniyah berontak mau keluar. Burhan jadi kehilangan kendali, mobil Toyota Avanza yang dikemudikannya nabrak rumah orang. Tambah jengkelah dia, sehingga Baniyah dihajar di depan pemilik rumah yang ditabraknya.

Yang tampak kemudian, Baniyah digebuki dua orang lelaki, mungkin teman Burhan. Tapi ketika sudah jadi urusan polisi, ternyata Burhan membantah bahwa dia nggebuki Baniyah dibantu temannya. “Saya sendirian kok, tak bawa teman untuk menghajar istri.” Kata Burhan dalam pemeriksaan polisi.

Kasihan, kok ada tukang kepruk nyelundup. (GTS)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT