Mobil Mewah Kok Nenggak Pertalite!

SAAT ini setiap hari hampir seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jabodetabek disesaki ratusan pemotor yang isi pertalite.

Ini tidak lepas dari masih banyaknya pemotor yang mengisi pertalite untuk beraktifitas sehari-hari lantaran harganya masih terjangkau, yakni Rp7.650 perliter.

“Gile nih sekarang, antrean di SPBU makin menjular panjang. Kayak mau antre sembako aja ya,” kata Samsudin, guru di salah satu sekolah kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, kepada rekannya, Effendi saat makan siang di kantin sekolah.

Samsudin menyebut sebagai pendidik yang bekerja pagi hari ia merasakan mulai dibatasinya pengiriman pertalite ke sejumlah SPBU di Jakarta dan sekitarnya. “Sekarang mah jangan harap dah bisa cepat dapat pertalite. Pernah aku datang ke 4 SPBU, kosong semua pertalite,” ujarnya.

Effendi yang mendengar celotehan rekannya itu juga merasakan hal sama. “Kayaknya apa yang elu rasain, juga sama nih. Gua juga gitu, tiga SPBU yang didatangi ga pertalite. Dikasih tulisan, pertalite belum datang, harap maklum.”

“Padahal sebelumnya ga pernah kayak gini. Sudah sebulan ini ya kita rasakan sulitnya beli pertalite. Sekalinya ada, antrean meluber puluhan meter. Mudah-mudahan cepat berlalu nih. Biar normal lagi. Kasian pengguna pertalite,” kata guru berkaca minus 5 tersebut.

Samsudin melanjutkan kicauannya soal penuhnya antrean pertalite ini di SPBU Pertamina. Selain harganya murah, juga untuk mesin motor masih OK. “Coba dah bandingkan seperti misalnya kalau beli BBM sekelas sama di Shell, pastinya harga bisa dua setengah kali lipat pertalite,” celotehnya.

“Ga sanggup dah kalau guru masih honorer kayak kita. Mungkin kalau guru PNS di Jakarta, bisa ya karena mereka gaji dan TKD aja dah l belasan juta rupiah. Kita mah, dapat UMR aja udah untung,” kata Samsudin sambil tertawa. 

Hanya saja Effendi merasa heran dengan adanya pemilik mobil mewah jenis Toyota Kijang Innova terbaru yang ikut antre mengisi pertalite di salah satu SPBU yang dijumpainya.

“Apa ga malu ya sama kita-kita yang naik motor. Masa mobil mewah kok nenggak pertalite,” tandasnya. (tiyo)