ADVERTISEMENT

DPR Nilai Logika Pemerintah Terbalik, Naikkan BBM Saat Harga Migas Dunia Turun

Jumat, 5 Agustus 2022 16:33 WIB

Share
Dam truk isi bahan bakar untuk SPBU ilustrasi. (dok. migas.esdm.go.id)
Dam truk isi bahan bakar untuk SPBU ilustrasi. (dok. migas.esdm.go.id)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi Energi (Komisi VII) DPR RI, Mulyanto, menilai logika sudah pemerintah terbalik karena menaikkan BBM disaat harga migas dunia sedang turun. Mulyanto meminta pemerintah menurunkan harga BBM nonsubsidi.

Ia meminta pemerintah konsekuen dengan pola penghitungan harga jual BBM nonsubsidi yang mengikuti harga minyak dunia. 

"Pemerintah jangan mau enaknya sendiri. Saat harga minyak dunia tinggi, harga BBM nonsubsidi dinaikkan. Sekarang saat harga minyak dunia turun, harga BBM bersubsidi tetap tinggi juga," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis, Jumat (5/8/2022).

Mulyanto mempertanyakan alasan pemerintah menaikan harga BBM nonsubsidi saat harga minyak dunia turun. Menurutnya, keputusan pemerintah menaikan harga BBM nonsubsidi saat harga minyak dunia turun tidak logis dan merugikan masyarakat. 

Pemerintah, kata Mulyanto, harusnya meringankan beban masyarakat, bukan justru menambah berat. 

"Jadi terkesan janggal, saat harga minyak dunia turun malah menaikan harga jual BBM nonsubsidi," tegas Mulyanto. 

Mulyanto mengingatkan pemerintah bahwa keputusan menaikan harga BBM nonsubsidi secara beruntun dan serempak untuk beberapa varian dapat memicu inflasi.

Ia khawatir kenaikan harga BBM nonsubsidi ini akan mendorong masyarakat bermigrasi mengkonsumsi ke BBM bersubsidi. Bila hal tersebut sampai terjadi tidak menutup kemungkinan akan terjadi kekurangan stok BBM bersubsidi. 

"Sebab kuota BBM bersubsidi kan terbatas. Bahkan kabar terakhir menyebutkan cadangan BBM bersubsidi kita hanya cukup sampai bulan November," jelas Mulyanto. 

Diketahui, pada Juli 2022 harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau ICP sebesar USD 106,7 per barel. Harga itu telah mengalami penurunan sebesar USD 10,89 per barel dari harga bulan sebelumnya yaitu USD 117,62 per barel. 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT