LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Jembatan gantung di Desa Haurgajrug, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak yang kini ditutup sempat mencelakai warga yang melintas di jembatan tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, peristiwa yang dialami warga itu terjadi pada Kamis (28/7/2022) lalu, pada saat itu korban hendak melintas di jembatan tersebut. Namun tiba - tiba tali seling baja pada jembatan gantung tersebut putus.
Akibat kejadian tersebut, korban jatuh ke sungai dan mengalami luka - luka. Hingga akhirnya harus di larikan ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis.
Pasca kejadian itu, kini Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Lebak, menutup akses jembatan tersebut.
Akses lalulintas warga saat ini melalui bantaran Sungai Ciberang, yang saat ini sudah difasilitasi perahu karet oleh pihak BPBDPK Lebak.
Kepala BPBDPK Lebak, Febby membenarkan, jika jembatan gantung yang rusak itu sempat mencelakai warga yang melintas di jembatan tersebut. Ia menyebut, korban mengalami luka - luka dan sudah ditangani pihak Puskesmas.
"Iya benar. Korbannya alami luka - luka dan sekarang sudah ditangani pihak medis. Kejadiannya pada Kamis (28/7/2022) yang lalu," ungkap Febby melalui pesan singkat WhatsApp nya, Rabu (3/8/2022).
Guna aktivitas warga sekitar tetap berjalan kata Febby, pihaknya sekarang ini sudah menyediakan perahu karet termasuk personil relawan yang standby dalam setiap harinya di lokasi, untuk membantu warga menyebrang sungai.
"Kemarin (Selasa, red) kita sudah turunkan satu unit perahu karet sebagai sarana penyebrangan bagi warga," katanya.
Sebelum kondisi jembatan diperbaiki lagi lanjut dia, akses di jembatan gantung tersebut ditutup dulu tidak boleh dilalui warga, karena khawatir dapat membahayakan.
"Kita tutup dulu jembatan itu supaya tidak dilalui warga. Jadi untuk melintas kita sudah siapkan perahu karet," ujarnya.
Saat ditanya apakah satu unit perahu karet dirasa cukup. Febby mengaku, sementara ini pihaknya menurunkan satu unit dulu, jika memang masih kurang maka akan menambah perahu lagi.
"Untuk satu perahu mampu menampung sebanyak 10 orang anak - anak. Namun kalau dewasa hanya 6 orang, tapi jika masih kurang kita akan tambah lagi perahunya," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, anak - anak sekolah dasar dan warga lainnya sebelum pihak BPBDPK menyediakan perahu karet, warga dan anak sekolah menyebrang sungai dengan naik rakit dari bambu.
Kondisi tersebut, cukup membahayakan bagi warga dan anak sekolah, lantaran keamanan rakit yang biasa digunakan warga untuk menyebrang sungai kurang optimal. (Samsul Fatoni).