Begal Sasar Pedagang Ayam di Pulogadung, Kriminolog: Manfaatkan Kondisi Sepi, Potensi Tepergok Lebih Kecil

Senin 01 Agu 2022, 06:57 WIB
Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Josias Simon . (Ist)

Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Josias Simon . (Ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Adanya aksi begal sepeda motor yang menimpa seorang tukang ayam di Jalan Kayu Putih Raya, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (29/7/2022)  dini hari, membuat warga sekitar khawatir.  

Pasalnya, korban yang habis mengantar ayam dari Pasar Kemayoran, Jakarta Pusat hendak pulang menuju kediamannya yang berada di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur dihadang  kemudian didorong kasar serta diancam oleh pelaku yang diduga berjumlah empat orang. 

Diketahui pelaku ada yang memperlihatkan senjata tajam berupa pisau guna menakuti korban. Lantas, korban pun tak berdaya kemudian pelaku membawa kabur sepeda motor korban bermerek N-Max. 

Menanggapi kejadian itu, Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Arthur Josias Simon Runturambi mengatakan pelaku yang berkomplot serta membawa pisau untuk menakuti korban yang hanya seorang diri. 

Pun, para pelaku begal itu juga memanfaatkan situasi pukul 03.00 WIB dini hari, di mana kondisi jalanan sepi dari lalu lalang kendaraan. 

"Kelihatan pelaku  memanfaatkan waktu malam hari untuk merampas motor korban di wilayahnya. Modus dengan berkelompok,  mendorong, dan merampas motor korban serta menakut-nakuti dengan senjata tajam," jelas Simon kepada PosKota, Minggu (31/7/2022). 

Kata Simon, malam kerap dimanfaatkan pelaku kriminal lantaran minim warga yang beraktivitas. Sehingga ketika melakukan aksi kejahatan, potensi untuk tepergok lebih kecil. 

Di sinilah pentingnya pemasangan kamera CCTV guna memantau apabila ada aksi kejahatan. Terlebih, rekaman CCTV itu bisa dijadikan sebagai alat bukti untuk polisi segera melakukan penelusuran lebih lanjut. 

"Selain sepi juga tak banyak saksi dan publik yang beraktivitas. Di sini fungsi pemantauan publik dibantu teknologi kamera CCTV," tutur Simon. 

Simon menambahkan pelaku kejahatan biasanya memang didorong oleh faktor ekonomi, misalnya karena terdesak  kebutuhan sehari-hari.

Namun ada pula yang berbuat jahat  untuk menunjukkan eksistensi kekuasaan di wilayahnya. 

Berita Terkait
News Update