"Kalau untuk mengganggu sudah pasti kenyamanan sudah pasti karena mereka tidak layak untuk duduk dibawah ada sebagian duduk tapi tidak memenuhi, untuk duduk ada yang dibawah ada yang diatas," kata Nanang.
Bahkan ia tak ingin baik siswa dan guru yang melakukan KBM di ruang kelas, tak nyaman, karena dalam proses belajar tak memenuhi standar pada umumnya.
"Mereka menyadari, anak anak kan gak ngerti, dia kan yang penting judulnya bisa menulis dan bisa masuk ke dalam ruangan. Yang jelas kan kalo proses kbm tidak seperti itu. Yang namanya kbm belajar, ada ruangannya, ada bangkunya. Jangan disamain sama majelis taqlim yang duduknya bisa deprok (lesehan)," pungkasnya. (Ihsan Fahmi).