ADVERTISEMENT

Janda Difitnah Jadi Pelakor, Bibir Dihajar Sampai Jontor

Kamis, 28 Juli 2022 06:30 WIB

Share
Kartun Nah Ini Dia: Janda Difitnah Jadi Pelakor, Bibir Dihajar Sampai Jontor. (kartunis: poskota/ucha)
Kartun Nah Ini Dia: Janda Difitnah Jadi Pelakor, Bibir Dihajar Sampai Jontor. (kartunis: poskota/ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JADI janda muda sering jadi korban fitnah. Seperti Ny. Wiwin (40) dari Brebes (Jateng) ini contohnya. Ny. Gati (35) yang menuduh Wiwin jadi pelakor, tega menganiaya sampai pingsan. Bibir jontor gigi rontok bagian depan. Ironisnya, ketika dia mengadu ke Kades, justru pihak desa menguatkan tuduhan tersebut.

Jadi janda cantik atau lumayan cantik, berpotensi jadi korban fitnah oleh para tetangga yang lambe turah alias suka ngegosip. Sekali boncengan motor dengan lelaki karena searah, sudah diisyukan ada main dengan suami orang. Jika istri kebal isyu tak berdasar, ya aman-aman saja. Tapi jika istri cemburuan, bisa berantem antar tetangga, bahkan sampai jadi urusan polisi.

Sebetulnya Wiwin warga Songgom Kabupaten Brebes, tidaklah begitu cantik, atau sebut saja biasa-biasa saja. Kalau Pak Guru yang memberikan nilai, paling-paling 7. Cuma karena orangnya ramah dan murah senyum, menjadi punya daya tarik tersendiri. Meski usia sudah kepala 4, kaum lelaki merasa sayang jika tak berlama-lama menatap wajah Wiwin yang dibuang sayang itu.

Ketika masih ada suami, Ny. Wiwin tak begitu menarik perhatian. Tapi begitu dia menyandang status janda, langsung dia menjadi viral di antara kaum lelaki di desa itu. Sekali waktu Ny. Wiwin ini mau ke kota, tapi angkot tak kunjung dapat. Kebetulan Pandi (40) tetangganya lewat. Maka sebagai adab bertetangga lelaki ini menawarkan diri untuk membonceng karena kebetulan satu arah.

Ny. Wiwin pun membonceng dengan perasaan biasa-biasa saja, tak ada kesan-kesan istimewa. Tapi saat dia mbonceng Pandi tersebut, ada tetangga yang iseng suka komentar, mungkin kelas Roy Suryo level pedesaan. “Itu lho, tadi Mbak Wiwin boncengan sama Pandi ke kota, tampaknya kok mesra banget.” Kata dia dan langsung ditanggapi macam-macam oleh warga.

Bahwa Wiwin bonceng motor Pandi, itu memang fakta. Tapi soal tampak mesra, itu kan sekedar opini komentator pertama. Celakanya hal ini dianggap sebuah kebenaran, sehingga banyak orang mempergunjingkan. Namanya opini bisa berkembang dari segala sisi, ditambah bumbu masak macam-macam, dari ajino moto, sasa sampai micin. Werrrr, mendadak viral di kawasan Songgom.

Gosip itu pada akhirnya sampai pula ke Ny. Gati. Celakanya istri Pandi ini termasuk wanita sumbu pendek yang kurang pendidikan. Maka gosip tentang suaminya bersama Wiwin langsung dianggap sebagai kebenaran mutlak. Mendadak Wiwin dilabeli olehnya sebagai pelakor. Dia mencemaskan jika suaminya tergila-gila pada janda Wiwin, dan ini ancaman serius bagi rumahtangganya.

Gati sudah mengklarifikasi gosip itu pada suami, tapi Pandi membantah bahwa ada main dengan janda Wiwin. Nah, justru bantahan itu dianggap sebagai pengingkaran dari sebuah fakta. Gati meyakini “rumus” polisi: mana ada maling mau ngaku. Karenanya dia bertekad untuk memberi pengajaran pada wanita yang dituduhnya jadi pelakor tersebut.

Dengan menyuruh seseorang untuk jadi “penculik”-nya, Ny. Wiwin berhasil dihadirkan di suatu tempat. Di sinilah sijanda interogasi, dipaksa mengaku sebagai pelakor. Karena tetap menolak langsung saja Gati memukuli. Saking jengkelnya, semua bantahan Wiwin ditolak. Bahkan mulut Wiwin dipukul pakai pentungan sampai pingsan. Untung ada tetangga yang melarikannya ke Puskesmas. Diketahui gigi depannya ada yang tumbang.

Untung hanya satu yang patah, tapi hal ini mengingatka orang pada lagu “Burung kakak tua” nenek sudah tua hinggap di jendela. Entah kenapa kelakuan Ny. Gati ini tak dilaporkan ke polisi. Kalau ada laporan justru ke kantor Kepala Desa, itupun beberapa hari setelah Wiwin sembuh dari jontornya. Celakanya, pihak desa tak mau mendengarkan laporan warganya tersebut. Justru mereka menguatkan versi Ny. Gati. “Pak Kades, saya ke sini mencari keadilan, bukannya malah diadili.” Keluh Ny. Wiwin.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT