ADVERTISEMENT

Tokoh Intelijen Bilang Alibi Irjen Ferdy Sambo Pergi PCR saat Penembakan Brigadir J, Malah Buka Tabir Sendiri, Gampang Ngoreknya

Minggu, 24 Juli 2022 19:00 WIB

Share
Kolase foto Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo, Soleman B Ponto. (Ist)
Kolase foto Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo, Soleman B Ponto. (Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -  Tokoh intelijen yang juga mantan Kabais TNI Laksdya TNI (Purn) Soleman B Ponto menyatakan alibi Irjen Ferdy Sambo yang katanya pergi PCR saat terjadi penembakan Brigadir J, itu malah membuka tabir sendiri, dan itu gampang mengoreknya.

Ia mengacu pada penjelasan pihak polisi saat selepas kejadian, dibilang bahwa Kadiv Propam (saaat itu) Irjen Ferdy Sambo tidak ada di rumah karena sedang pergi PCR.

Nah, kata Soleman Ponto, ini gampang sekali mengoreknya, tanya sopirnya, PCRnya dimana, tempatnya dimana, benar nggak di situ jam sekian. Selain itu, kalau perwira tinggi, kebiasaan yang ada tidak pergi ke rumah sakit, tempat PCR, malah petugasnya yang diminta datang ke jenderal. 

"Nah ini kan melanggar kebiasaan ini tadi, biasanya raja-raja seperti kadiv Propam rasa-rasanya kalau PCR, kalau PCR-nya dipanggil, kamu sini, aku periksa. Jaman aku kan Kabais begitu, mungkin beliau lain," ujar Mantan Kabais (Kepala Badan Intelijen Strategis TNI) itu.

Soleman Pontoh mengatakan, waktu dirinya menjadi Kabais TNI, waktu tes kesehatan itu tidak pergi ke rumah sakit, Malah tenaga kesehatan TNI diminta datang kepadanya. "Hayo, pergi kesini kamu, aku punya darah ini, periksa," ungkap Soleman.

Soal perginya Irjen Ferdy Sambo ke tempat PCR itu justru menjadi melemahkan polisi, karena membuka peluang untuk bertanya-tanya. Kalau dicocokkan, menurut Soleman Ponto, justru membuka tabir sendiri setelah dilakukan pengecekan. 

"Lha kalau PCR kan, petugasnya datang, periksa ini. Lha PCR kan bisa saja panggil, ke sini. Tapi katanya pergi ke sana. Nah, ini kan buka tabir lagi, gampang, buka tabir sendiri namanya," ujarnya.

Soleman pun mencoba mengecek, berarti Kadiv Propam ke sana ke tempat PCR, nah, di sana bersama siapa? Ada nggak di sana? Dengan siapa datangnya? Ajudan dua kok kenapa ditinggal, ada berapa ajudan.

"Lantaas, kalau pergi kenapa ajudan  ditinggal, kalau saya dulu ajudan ikut terus, lha kenapa ini ajudan dua kok ditinggal. Mungkin punya lebih dari tiga ajudan, saya nggak tahu. Nah ini menimbulkan narasi-narasi membuat masyrakat itu ramai, ini mau kemana perginya," ujarnya.

Sebelumnya Soleman B Ponto menyatakan kalau polisi ingin mengumumkan pembunuh Brigadir J sebenarnya gampang, dengan mengikuti 'buku harian pistol glock' yang ditemukan di lokasi.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT