ADVERTISEMENT

Pernah Jadi Korban Bully, Ridwan Kamil Sebut Perundungan Rawan Terjadi saat Pulang Sekolah

Sabtu, 23 Juli 2022 21:21 WIB

Share
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat di Jambore Kepala Desa Se-Kabupaten Bogor.(foto: poskota/panca)
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat di Jambore Kepala Desa Se-Kabupaten Bogor.(foto: poskota/panca)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku pernah menjadi korban bullying. Untuk itu ia menekankan perlunya sinergitas antara orang tua dan guru dalam menjaga anak. 

Di Hari Anak Nasional, Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Emil akui pernah menjadi korban bullying di masa sekolah menengah.

"Saya adalah survivor (penyintas) bully, dulu SMP pernah menjadi korban bully, sangat depresi juga saya zaman SMP ya dan tidak punya supporting sistem, jadi saya sangat memahami batin itu (korban Bully), maka kuncinya itu di level terdekat," ungkapnya di Jambore Kepala Desa (Kades) Se-Kabupaten Bogor, Sabtu 23 Juli 2022.

Sebagai orang yang pernah melewati perundungan, Kang Emil mengatakan, perlunya sinergitas antara orangtua di rumah dan guru di sekolah.

"Di rumah, orangtua itu pengganti guru, maka saya himbau para orangtua jangan kalo anaknya udah sekolah teh udah gitu (tidak diperhatikan). Anak harus dididik lagi, karena anda-anda lah guru di rumah, ngajarin lagi moral, etika dan empati," ujarnya.

Sebaliknya di sekolah, lanjut Kang Emil, sebagai orang tua di sekolah, guru dan kepala sekolah harus lah menjadi pembela bagi anak-anak yang mendapat perlakuan kurang baik.

"Guru jangan hanya mengajarkan mata pelajaran, guru adalah pengganti orang tua di sekolah, maka guru dan kepala sekolah itu yang membela dan memberi support pada korban terbully itu, jangan menganggap beres di kelas selesai saja tugasnya," papar Gubernur Jawa Barat ini.

Karena menurut Kang Emil, peristiwa Bullying kerap terjadi usai jam belajar sekolah.

"Saat istirahat dan pulangnya jangan di cuekin, justeru pada momen itu lah yang kerap kali terjadi bullying," ucapnya.

Kepada pelaku Bullying, kata Kang Emil, perlu diberikan hukum agar tak menjadi momok menakutkan bagi anak.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT