RUMAH Dul Karim yang berada di komplek dari blok paling ujung mendadak riuh di pagi hari. Pasalnya sepeda motor satu satunya yang saban hari dipake buat ngojol (ojek online) mendadak raib dari teras rumah, tempat biasa buat markir.
Sementara pintu pagar terbuka dengan kondisi kunci gembok sudah terbuka. "Wah motor saya dicuri maling," teriaknya.
Sontak, penghuni lain yang ada di dalam rumah pada keluar menuju sumber teriakan. "Yang bener pak, kapan dicolongnya?," tanya Tina, istri Dul Karim sambil mengatur nafas usai berlari dari dapur. "Ya ga tau saya bu kapan itu maling nyolong," jawabnya jengkel.
Di tengah kepanikan, pasangan suami istri itu pun kemudian sepakat lapor ke ketua RT. "Pa RT , komplek rumah kita udah ga aman, motor saya baru kehilangan dicolong maling. Sudah ga aman nih komplek kita pak RT, " kata Dul Karim kepada Pak Dayat, selaku RT.
Pak Dayat yang sudah tiga periode menjabat ketua RT sempat kaget mendengar laporan Dul Karim. "Kapan kejadiannya pak? Bukannya di blok Pak Dul selama ini aman aman saja? ," tanyanya sambil bergegas mengajak Dul Karim menuju kediamannya .
"Ayo kita ke rumah Pak Dul, saya mau lihat situasinya," ajak Pak Dayat berlaga melakukan olah TKP.
Setelah mengamati sekitar lokasi kejadian, Pak RT berkesimpulan pelaku terbilang nekat karena rumah Dul Karim berada di ujung blok dan merupakan jalan buntu.
Untuk menuju rumah Dul Karim, pelaku harus masuk dari depan blok dan melintasi beberapa rumah lainnya. "Dan saya lihat ada beberapa rumah yang dilewati pelaku memasang kamera CCTV," kata Pak Dayat. "Sekarang ayo kita tanya warga yang ada kamera CCTV nya," .
Namun dari tiga warga pemilik CCTV yang 'diinterogasi' Pak RT , jawaban seluruhnya tak memuaskan karena kamera pengintai yang terpasang di ketiga rumah itu kompak rusak alias mati semua.
"Punya CCTV ternyata buat pajangan doang, alamat bakal lolos dah pelaku gara gara pada kompak rusak ," kata Pak RT sambil menepuk pundak Dul Karim. "Sabar yah Pak Dul," ..(yahya)