Sebagai dokter spesialis anastasi, Wahyudin, 44, memang ahli membius pasien sebelum dioperasi. Tapi dalam prakteknya, dia juga bisa “membius” Wiwik, 36, yang istri seorang pengusaha di Jepara (Jateng).
Klimaksnya keduanya digerebek suami Wiwik di hotel berkat pelacakan lewat GPS dan chatingan WA.
Jalinan cinta karena kerja di tempat yang sama, itu sudah biasa terjadi. Yang tidak biasa dan kemudian jadi biadab, jika sudah punya keluarga masih juga menelateni istri atau suami orang. Ini memang bikin seneng bagi para praktisinya, tapi senep bagi pasangan yang dikhianati.
Bila mereka abdi negara (PNS), asap di dapur terancam tidak ngebul gara-gara terkena bujukan setan gundul.
Dokter Wahyudin dan Ny. Wiwik adalah sosok yang mudah tergoda setan gundul itu. Mereka sama-sama bekerja di RSUD Jepara, yang satu dokter spesialis pembiusan pasien sebelum dioperasi, dan satunya lagi pegawai biasa di RSUD tersebut.
Nah, karena sama-sama bekerja di RS yang sama dan bidang kerjanya saling bertautan, keduanya pun menjadi akrab. Dari keakraban itulah kemudian berkembang menjadi rasa saling tertarik, padahal di rumah sudah punya pasangan masing-masing.
Wiwik ini istri Muhadi, 40, seorang pengusaha yang karena bisnis dan tuntutan kerja menyebabkan dia sering keluar kota berhari-hari, kadang seminggu baru pulang.
Sebagai istri yang masih muda dan enerjik, rupanya Wiwik sering menjadi kesepian. Di sinilah dr. Wahyudin hadir mengisi kekosongan jiwanya tersebut. Wiwik pun terbius!
Sebagai dokter yang ASN, gaji Wahyudin tidak sampai Rp 100 juta. Yang sebulan terima Rp 250 juta, itu mah Ahyudin ACT. Tapi karena dia juga praktek swasta di luar, pak dokter punya anggaran lebih untuk mendanai WIL-nya yang istri pengusaha tersebut.
Bahkan untuk mengamankan aksi perselingkuhan itu, Wiwik rela mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dengan cara begini, meskipun Wahyudin-Wiwik begini-begitu, publik tidak ada yang tahu.
Tapi kini kan sudah jaman milenial, bukan lagi era kolonial (baca: kuno). Bila jaman dulu telpon saja harus diontel, kini lewat HP canggih jejak digital yang menyangkut kejahatan alat vital pun bisa diendus. Dari HP istrinya itulah lama-lama Muhadi tahu bahwa ada jalur asmara antara dr. Wahyudin dengan istrinya.
Sialan betul memang, di kala dia keluar kota, istri juga kelayapan keluar rumah bersama dr. Wahyudin.
Untungnya Muhadi ini termasuk sosok yang sumbu panjang macam kompor minyak sebelum ada gas melon. Dia tidak langsung mengkonter istrinya soal PIL-nya tersebut, tapi diam-diam pasang GPS di HP bini, sehingga ke mana pun istri pergi bisa diketahui keberadaannya. Hal ini sama sekali di luar perhitungan Wiwik.
Maka seperti yang terjadi beberapa hari lalu, saat suami tugas keluar kota dalam waktu lama, diam-diam dia kencanan sama pak dokter. Keduanya ngamar di sebuah hotel di Kaliwungu masih wilayah Jepara.
Muhadi yang tahu rencana itu lewat chatingan istri, mempercepat urusan bisnisnya di luar kota. Dia punya target, malam ini pasangan mesum itu harus bisa digerebek.
Lewat GPS pula, Muhadi tahu bahwa Wiwik cek in sejak pukul 19:00. Dia segera menghubungi Polsek Kaliwungu untuk membantu penggerebekan tersebut. Direncanakan sweping aksi mesum itu akan dilakukan pukul 01:00 dinihari.
Kenapa tidak sejak sore hari? Karena Muhadi tahu, sore atau tengah malam, skore sudah pasti sudah lebih dari 5-0. Di sinilah gondoknya pengusaha itu, dia kerja banting tulang sampai keluar kota, kok istri di rumah malah “banting-bantingan” dengan lelaki lain.
Benar saja, ketika penggerebekan berlangsung Wahyudin – Wiwik kepergok di koridor hotel. Meski tak tertangkap basah saat main kuda-kudaan, tapi dr. Wahyudin sudah bisa kena pasal perzinaan karena bawa istri orang tanpa izin suaminya. Keduanyapun dibawa ke Polsek Kaliwungu.
Meski pak dokter sudah minta maaf, bukan berarti perkaranya berhenti. Hukumannya sih paling hanya 9 bulan, tapi dipecatnya sebagai ASN Kemenkes, merupakan keniscayaan.
Aneh memang, dokter kok “nyuntik” pasien di hotel! (GTS)