ADVERTISEMENT

Tragis! Insiden Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Duren Tiga, Psikiater: Korban Tidak Berpikir Panjang Akan Dampak Perbuatannya

Senin, 11 Juli 2022 21:09 WIB

Share
Psikiater, Mintarsih Abdul Latief. (ist)
Psikiater, Mintarsih Abdul Latief. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Insiden berdarah tembak menembak senjata api antara anggota Polri, terjadi di salah satu rumah pejabat Polri yang terletak di Perumahan Dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7/2022) sekira pukul 17.00 WIB.

Dalam insiden nahas itu, anggota Polri bernama Brigadir J pun harus meregang nyawa usai terkena timah panas dari moncong pistol anggota Polri berinisial Bharada E

Diketahui, berdasarkan keterangan dari Kepolisian, Brigadir J sebelumnya sempat masuk dengan sengaja ke kamar pribadi istri Kadiv Propam Polri sembari menodongkan pistolnya.

Yang kemudian membuat istri Kadiv Propam Polri berteriak meminta tolong, sehingga membuat pengawal pribadinya langsung mendatangi kamar tersebut.

Atas hal tersebut, sempat terjadi kontak senjata antara pengawal dan Brigadir J, yang berujung pada tewasnya Brigadir J ditangan Bharada E.

Hal tersebut pun menarik perhatian Psikiater, Mintatsih Abdul Latief.

Menurutnya, korban dalam kasus ini tak mampu untuk berpikir panjang akan dampak yang dihasilkan dari memasuki kamar atau ruangan secara sembarang.

"Meski tak diketahui apa tujuannya memasuki kamar orang lain secara sembarang. Saya rasa korban ini memang tidak mampu untuk berpikir panjang pada akibat dari perbuatannya," kata Mintarsih saat dihubungi, Senin (11/7/2022).

Mintarsih menjelaskan, tindakan Brigadir J yang cenderung ekstrim tentu disadari akan berakibat fatal.

Terlebih, jika hal ini terjadi di rumah milik mereka yang bersenjata.

"Hal yang sangat umum terjadi adalah, bahwa seorang polisi menjalankan instruksi atasannya dan langsung menuju tujuannya walaupun rumah tersebut rumah orang lain," ujar Mintarsih.

Menurut Mintarsih, tindakan pengawal menembak Brigadir J, adalah merupakan bentuk dari kesetiaan tugas kepada atasannya.

Sebab, kata dia, jika tidak mengambil tindakan, maka bisa saja Bharada E ini akan dipersalahkan katena tak mampu untuk menjalankan tugasnya secara baik dan benar.

"Polisi yang bertugas menjaga rumah tersebut takut dipersalahkan, sehingga secara refleks menegur keras (menembak)," paparnya.

"Jika sama-sama emosi, maka akan dilakukan penembakan, yang kemudian juga dibalas dengan penembakan. Karena itu perlu sekali untuk menjaga emosi, agar tidak mudah bertindak berlebihan," tutupnya. (adam)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT