Opini

Mari Peduli

Senin 11 Jul 2022, 06:30 WIB

Peringatan Idul Adha dan ritual kurban memiliki banyak makna. Banyak pesan yang didapat , jika kita hendak mencermatinya, di antaranya mengajarkan sikap peduli terhadap sesama. Peduli kepada mereka yang miskin, serba kekurangan,  dan terpinggirkan.

Dari aspek sosial, kurban merupakan ibadah sunah dari ranah sedekah. Kurban tidak semata ibadah vertikal, juga horizontal. Mereka yang mampu memberikan sesuatu kepada mereka yang tidak mampu.

Dengan kata lain, ritual kurban adalah mengajarkan kepada kita untuk lebih meningkatkan kepedulian sosial, sekaligus memantapkan solidaritas sosial.

Itulah pesan moral yang hendaknya kita pahami, renungi dan aplikasikan dalam kehidupan sehari – hari, lebih –lebih bagi para pejabat negeri untuk tidak lalai dengan amanah yang telah diberikan oleh rakyatnya. Tidak lupa kepada janji yang dulu pernah disampaikan kepada para pemilihnya.

Lebih ironi lagi, tidak hanya “cidro janji”, tapi cidro moral karena melakukan korupsi, menerima gratifikasi, suap dan pungli dengan menyalahgunakan wewenang dan kekuasaan.

Memperkaya diri sendiri dan kelompoknya, koleganya, dengan mengambil hak orang lain. Tak sedikit bantuan untuk rakyat disikat, bantuan kemanusiaan diselewengkan.

Pemimpin dengan karakter yang demikian, bukan saja tidak amanah, juga tersembunyi sikap egois, tamak dan serakah. Sifat yang jauh dari jati diri bangsa Indonesia. Sebagaimana tercermin dalam nilai – nilai luhur falsafah bangsa, Pancasila, memupuk sikap saling berbagi, tolong menolong, saling membantu, saling memberi dan menerima. Saling menghargai dan menghormati.

Sifat – sifat yang bertentangan dengan jati diri bangsa seperti tamak, rakus, suka menindas harus kita "sembelih" agar segera sirna dalam diri manusia Indonesia.

Yang tetap bersemayam diharapkan sikap peduli dan membantu sesama,sebagaimana kodrati makhluk social.

Mari kita rapatkan barisan, tingkatkan solidaritas melalui sikap peduli untuk saling berbagi guna mengatasi segala problema. Di tengah beragam ancaman krisis pangan, energi dan keuangan. Di tengah ketidakpastian situasi global.

Fakta, masih banyak yang terdampak pandemi. Masih banyak warga miskin, setidaknya 26 juta orang. Cukup banyak pengangguran, sedikitnya 9 juta orang. Masih ada antrean mendapatkan sembako murah.

Sikap peduli perlu digerakkan agar kita semua, siapa pun dia, tidak menutup mata terhadap apa yang terjadi di sekeliling kita. Mari kita mulai. (jokles).
 
 
 
 

Tags:
Opini

Administrator

Reporter

Administrator

Editor