ADVERTISEMENT

Berhasil Geledah Istana Kepresidenan, Warga Sri Lanka: Presiden Rajapaksa Menikmati Kemewahan Super Sementara Kami Menderita

Senin, 11 Juli 2022 13:00 WIB

Share
Warga Sri Lanka menyerbu Istana Kepresidenan. (Twitter/@CBSNews)
Warga Sri Lanka menyerbu Istana Kepresidenan. (Twitter/@CBSNews)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Mereka mengizinkan pemerintah sementara dari semua partai mengambil alih kekuasaan karena tak mampu mengatasi krisis.

Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe setuju untuk mengundurkan diri.

Rajapaksa mengatakan kepada pemimpin parlemen bahwa ia akan mundur pada 13 Juli untuk memastikan transisi kekuasaan yang mulus. Namun para demonstran menuntut agar ia segera mundur.

Negara berpenduduk 22 juta orang itu dihantam krisis selama berbulan-bulan. Masyarakat kekurangan makanan, bahan bakar, pemadaman listrik kerap terjadi hingga inflasi tinggi.

Sri Lanka memiliki cadangan devisa mencapai USD 7,6 miliar pada akhir tahun 2019. Namun angka tersebut turun menjadi USD 2,3 miliar pada April 2022 dan devisa yang dapat digunakan hanya sekitar USD 300 juta. Angkanya terus turun hingga saat ini.

Penyebab krisis ekonomi Sri Lanka dipicu banyak faktor. Mulai dari kronisme di Pemerintahan Rajapaksa, yang kembali terpilih di 2020 lalu dan berbagai masalah ekonomi. Kebijakan populis juga menjerumuskan Sri Lanka ke dalam krisis, diperparah dengan dampak pandemi COVID-19.

Kronisme Pemerintahan Rajapaksa merambah berbagai bidang. Dia merupakan kakak dari Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa. Di kabinet, juga ada kakak laki-lakinya, Chamal dan keponakan tertuanya, Namal.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT