Demonstran telah mempertahankan kamp protes selama berbulan-bulan di luar kantor Rajapaksa menuntut pengunduran dirinya.
Kamp itu menjadi tempat bentrokan pada bulan Mei ketika sekelompok loyalis Rajapaksa menyerang pengunjuk rasa yang damai.
Sembilan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka setelah kekerasan memicu pembalasan terhadap massa pro-pemerintah dan serangan pembakaran di rumah-rumah anggota parlemen.
Saat Istana Kepresidenan digeruduk massa, Rajakpaksa disebut telah melarikan diri menggunakan kapal laut di pelabuhan Kolombo. Rajapaksa mengatakan dirinya akan mengundurkan diri.
"Untuk memastikan transisi damai, presiden mengatakan dia akan mundur pada 13 Juli," kata ketua parlemen Mahinda Abeywardana dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe juga bersedia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri Sri Lanka.
Wickremesinghe mengadakan pembicaraan dengan sejumlah pemimpin partai politik. Pembicaraan ini membahas soal langkah-langkah yang akan ditempuh pemerintah menyusul kerusuhan tersebut.
"Wickremesinghe telah mengatakan kepada para pemimpin partai bahwa dia bersedia mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan memberi jalan bagi pemerintahan semua partai untuk mengambil alih," pernyataan kantor PM dilansir Reuters.