ERNA tak bisa menyembunyikan wajah kecewanya saat menerima jatah uang belanja dari suaminya, Nurdin. Kendati demikian Erna terpaksa dan pasrah mengambil selembar uang Rp50 ribu dari tangan Nurdin. Serah terima uang belanja rutin dilakukan pasangan suami istri itu setiap pagi dan sudah berlangsung lama, selama pernikahan mereka.
"Dari awal pernikahan, uang belanja segini gini aja pak? Ga pernah nambah," ketus Erna sambil menatap tajam wajah suaminya. Nurdin yang ditanya , menghela nafas sejenak sebelum merespon kritikan istrinya. "Ya memang kemampuan saya cuma segitu bu, ngojek sekarang sepi ditambah saingannya ojek online," papar Nurdin yang memang sejak bujangan setia dengan profesi nya, sebagai tukang ojek konvensional alias ojek pangkalan. "Yang penting bersyukur aja bu, walau ga seberapa tapi kan masih bisa setiap hari setor uang belanja," kata Nurdin membela diri.
Mendengar penuturan suaminya, Erna terlihat belum juga puas. "Harusnya bapak bisa menyesuaikan dengan keadaan sekarang yang berubah drastis, ga sama seperti waktu awal kita nikah, harga harga masih murah dan normal," ucap Erna. Sambil menyodorkan koran yang memuat berita kenaikan harga sembako , Erna kembali ngedumel. "Di pasar harga harga yang udah naik banyak yang bertahan ga mau turun lagi. Tidak imbang sama uang belanja yang ogah naik, bisa tekor lama lama pak," sebut Erna.
Demi meyakinkan suaminya kalau banyak yang berubah pada situasi pasar, Erna merinci sejumlah bahan sembako yang masih bertahan pada harga baru. "Cabai aja sekarang udah tembus di atas seratus ribu pak, belum bawang merah masih bertahan harganya Rp70 ribu sekilo sejak sebulan lalu dan belum kembali normal," tuturnya.
Masih dengan ocehannya, Erna memprediksi uang Rp50 ribu seperti yang ia terima setiap pagi tak bakal mampu mengimbangi kenaikan harga di pasar yang semakin sering terjadi. "Bapak jangan ngeluh yah kalau makan di rumah saya sesuaikan dengan kondisi uang belaja," ancam Erna. (yahya)