LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Nenek Eme (67) warga Kampung Talagasari RT 02 RW 02, Desa Wantisari, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, bertahun - tahun menderita tumor ganas di bagian kepalanya.
Kondisi penyakit tumor ganas yang dialami nenek Emeh itu nampak sudah parah, soalnya tumor yang timbul pada bagian kepala sudah hampir menutupi bagian mata. Kondisi tubuh nenek Emeh pun sudah nampak kurus, yang kemungkinan disebabkan pleh penyakit yang dideritanya selama ini.
Nenek Emeh, yang sudah menjada selama 35 tahun itu tergolong keluarga dengan ekonomi rendah. Ia hidup bersama salah seorang anaknya, yang menjadi tulang punggung keluarga.
Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil Banten (KMSB), Uday Suhada menyambangi nenek Emeh tersebut ingin melihat dan memastikan kondisinya. Saat itu, Uday melihat kondisi penyakit yang diderita nenek Emeh sudah cukup parah.
"Tumor yang timbul di kepala nenek Emeh sudah nampak parah. Bahkan sudah matanya hampir tertutup tumor itu, tubuh nenek Emeh sudah makin kurus, mungkin akibat penyakit tumor yang diderita itu," ungkap Uday saat menemui nenek Emeh, Jumat (8/7/2022).
Ia membeberkan, nenek Emeh adalah seorang janda tua yang tinggal berdua dengan anaknya, yakni Igun Gunawan (38). Igun tidak memiliki penghasilan tetap yang pasti karena hanya bekerja serabutan. Dirinya prihatin atas kondisi nenek Emeh tersebut, karena penyakit yang diderita korban sudah cukup parah. Ditambah, ekonomi keluarga terbatas.
"Namun, saat diajak untuk dioperasi. Nenek Emeh tidak mau karena tahu, sebab saat saya tanya, ia bilang ke saya kalau dia di Rumah Sakit siapa yang nungguin," beber Uday. Nenek Emeh, sebetulnya masih punya dua orang anak lagi, namun saat ini tengah di perantauan, pulang kampung hanya satu kali dalam setahun.
Saat Udah menanyakan bagai mana dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari - hari. Nenek Emeh itu mengaku, dari seorang anaknya yang saat ini tinggal bersamanya (nenek Emeh-red). tambahannya untuk memperkuat sumber pangan, mereka menerima bantuan beberapa item bahan pangan dari program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT)," bebernya lagi.
Menurut Uday, nenek Emeh harus segera ditangani oleh medis. Karena setiap hari ia bergantung pada obat pereda nyeri (analgesik). Mungkin karena putus asa setelah nendengar pendapat paramedis bahwa penyembuhan optimal harus dioperasi, Emeh mengaku pernah tiga kali berobat ke tabib.
"Tapi kondisi nenek Emeh belum ada perubahan. Kalau sakit katanya hanya dikompres pakai umbi kentang yang dihaluskan," ujarnya.
Udah berharap, pihak pemerintah segera turun tangan dalam membela warga yang tengah menderita penyakit tumor ganas tersebut. Supaya, penderitaan nenek Emeh akibat penyakit yang dialaminya itu cepat teratasi. "Kalau bukan kita siapa lagi, maka saya harap pemerintah juga terbuka matanya terhadap warga yang menderita penyakit tumor ini," harapnya. (Samsul Fatoni)