"ACT tidak pernah tebang pilih dalam memberikan bantuan kemanusiaan. Termasuk dengan mempertanyakan asal muasal korban sebelum memberikan bantuan tersebut," kata Ibnu dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/7/2022).
Menurutnya, terkait dengan kemanusiaan, seharusnya tidak harus ada lagi narasi yang menyebut kepada siapa yang membantu atau siapa bantu siapa.
"Kami berikan bantuan karena mereka Syiah atau ISIS, itu karena mereka korban perang. Kami sering bingung, dana teroris ini dana yang ke mana," ujarnya.
Dia menambahkan, terkait dengan hasil temuan PPATK yang menyebut ada indikasi aliran dana ke aktivitas terorisme itu harus dipaparkan dengan jelas dan objektif.
Sebab, ucapnya, sampai sejauh ini, seluruh kegiatan filantropi yang dilakukan ACT bersinergi dengan sejumlah pihak, baik itu lembaga Pemerintahan Daerah hingga Kementerian.
"Kalau ada indikasi alokasi (ke terorisme), itu dana yang mana?," paparnya. (Adam).