ADVERTISEMENT

Cemburu Sama Sapi

Rabu, 6 Juli 2022 07:30 WIB

Share
Kartun Sental-Sentil: Cemburu Sama Sapi. (kartunis: poskota/arif)
Kartun Sental-Sentil: Cemburu Sama Sapi. (kartunis: poskota/arif)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

HARI Raya Idul Adha 1443 Hijriah atau Lebaran Haji tinggal menghitung hari. Semakin dekat Lebaran Haji, harga kebutuhan rumah tangga semakin menggila. Kaum ibu jelas saja kelimpungan mengatur uang belanja.

Hampir semua bahan pangan melonjak naik. Cabe merah keriting mencapai Rp110 ribu per kilogram. Cabe rawit setan lebih gila lagi. Harganya menjulang hingga tembus Rp125 ribu/kilo. Bawang merah juga tak mau kalah. Satu kg mencapai Rp60 ribu hingga Rp70 ribu. Tomat dan beberapa bahan pangan lainnya juga ikut naik.

Entah siapa yang mematok dan mengatur harga bahan pangan hingga tidak terkendali. Pemerintah pun agaknya tidak terlalu peduli dengan meroketnya harga kebutuhan pangan. Satgas Pangan yang tugasnya mengawasi pergerakan harga, ketersediaan stok pangan dan potensi kecurangan yang dilakukan pelaku ekonomi, belum terdengar gebrakannya. Personelnya mungkin sedang sibuk menyiapkan sapi atau kambing buat mereka berkurban.

Ibu-ibu sepertinya harus mengalah sama sapi atau kambing. Mengapa ? Karena pemerintah lebih fokus mengurusi hewan-hewan kurban. Hewan-hewan itu jadi prioritas perhatian. Sapi dan kambing dijaga betul supaya sehat walafiat hingga hari H. Terutama dati penyakit mulut dan kuku (PMK). Ada satgas khusus (Satgas PMK) yang rutin mengawasi.

Anggaran buat menyiapkan 3 juta vaksin untuk hewan kurban, juga sudah disiapkan. Kata pemerintah, kebijakan ini bertujuan agar masyarakat nyaman dan aman merayakan Idul Adha. Betul dan setuju.

Hanya saja, cobalah dengar suara emak-emak. Bagaimana mau merayakan Lebaran Haji dengan nyaman bila harga kebutuhan pangan saja tidak terkendali.

"Mau sapi sehat atau sakit-sakitan, nggak penting buat kami ibu-ibu. Yang lebih peting turunkan harga! Lakukan operasi pasar!" tulis satu ibu di grup komunitas.

Anggaran buat vaksin sapi ada, anggaran buat operasi pasar harusnya juga disipakan. Begitu pendapat mereka. "Bukan cemburu sama sapi ya! Ini bicara soal keadilan," cetus yang lain. Nah, emak-emak kok dilawan. (Ird@)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT