Kementerian Perindustrian Tawarkan Insentif Investasi Bagi Industri Hilir Minyak Atsiri 
Kamis, 30 Juni 2022 13:11 WIB
Share
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita saat bertemu dengan jajaran direksi Ogawa & Co., Ltd. di Tokyo, Jepang, Selasa (28/6/2022). Istimewa.

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kementerian Perindustrian menawarkan fasilitas insentif fiskal berupa tax allowance yang diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2019 untuk menarik investasi industri hilir minyak Atsiri (IHMA) ke jajaran direksi Takasago International Corporation.

"Kami mendorong investasi baru dan perluasan industri hilir atsiri, termasuk untuk Takasago Indonesia dan Takasago International," kata Agus dalam keterangannya, Kamis (30/6/2022).

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah Indonesia juga memberlakukan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk atsiri serta Standar Kompetensi Kerja Industri Atsiri Nasional. 

"Kami pun aktif berpartisipasi dalam pameran sektor industri atsiri baik berskala dalam dan luar negeri untuk promosi investasi dan pembangunan citra industri," ungkap Agus.

Lebih lanjut, Kata Agus, lini bisnis Takasago adalah pembuatan dan penjualan flavors and fragrances, bahan aroma, dan fine chemical.

"Kekuatan Takasago adalah kemampuan riset dan pengembangan inovasi produk baru," ujar dia.

Untuk diketahui, pabrik Takasago di Indonesia yang berlokasi di Cikarang memproduksi flavors and fragrances. Selain itu, di Purwokerto, Takasago memiliki fasilitas kebun dan pengolahan awal minyak atsiri. 

Takasago Indonesia juga berkomitmen untuk mengalokasikan 10 persen nilai investasi untuk pengembangan metode produksi dan rekayasa produk yang ramah lingkungan untuk mengurangi konsumsi sumber daya energi.
 

Sementara itu, President & CEO Takasago International Corporation Satoshi Masumura menyampaikan, Takasago merupakan grup perusahaan flavors and fragrances terbesar di Jepang yang berdiri sejak tahun 1920. Kata dia, perusahaan telah ini beroperasi di 28 negara dengan 25 pabrik dan 13 pusat riset. (Nitis)