ADVERTISEMENT

Astaga! Belasan Santriwati di Depok Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual Orang Tua Asuh

Kamis, 30 Juni 2022 12:05 WIB

Share
Ilustrasi Pelecehan
Ilustrasi Pelecehan

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA,  POSKOTA.CO.ID - Belasan santriwati di salah satu lembaga pendidikan  di wilayah Beji Timur, Depok, Jawa Barat diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang tua asuh laki-laki di tempat tersebut.

Menurut Kuasa hukum para korban, yakni Megawati, dari sebelas orang korban yang diduga dilecehkan oknum orang tua asuh di lembaga pendidikan itu, baru 5 orang korban saja yang berani bicara terkait dugaan kasus pelecehan seksual ini. Sementara 6 orang lainnya masih membungkam karena sejumlah alasan.

"Dari belasan korban, hanya 5 orang yang berani mengadu akan hal ini kepada orang tuanya. Dan korban sudah memuat laporan ke Polda Metro Jaya," kata Megawati saat dihubungi, Kamis (30/6/2022).

Megawati melanjutkan, setelah membuat laporan di Polda Metro Jaya, tiga orang korban atas inisial A, T dan R  dimintai keterangan oleh penyidik.

Sedangka dua orang santri yang juga turut jadi korban, masih belum diperiksa lantaran tengah dalam keadaan sakit dan satu lainnya berada di Kota yang cukup jauh dari Jakarta.

"Tiga orang sudah diperiksa penyidik, sementara dua lainnya belum. Jadi, yang satu masih sakit tapi yang satunya lagi masih ada di Bandung," ujar dia.

"Saya panggil, insya Allah nanti saya akan jemput minggu ini di Bandung), sambungnya.

Ini Kronologinya

Dia menuturkan, dugaan kasus pelecehan seksual ini bermula dari ajakan orang tua asuh laki-laki di lembaga pendidikan tersebut dengan modus  menikmati masa libur. Para korban  diminta  masuk ke salah satu ruangan kosong di lokasi tersebut.

Megawati menduga, para korban dilecehkan di dalam ruangan tersebut oleh si terduga pelaku ini. Namun, tak cukup sampai di situ saja. Sebut Megawati, ada salah satu kakak tingkat pula yang turut melakukan hal tak terpuji ini .

"Dan jadi setiap malam mereka datang ke kamar itu dan dibekap terus dilakukan itu (pelecehan), ada yang di kamar mandi dan ada yang di ruangan kosong," tutur dia.

Dia mengungkapkan, sebelumnya, para korban ini juga tak berani untuk berbicara terkait dugaan kasus pelecehan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan itu.

Sebab, ucap Mega, para korban beralasan memiliki hutang budi kepada pihak lembaga pendidikan atas segala fasilitas yang telah diberikan selama mengenyam pendidilan di tempat tersebut.

"Karena yatim piatu mereka (korban) juga takut, mereka merasa orang tuanya ada hutang budi ke 'pesantren'. Jadi mereka berat untuk melaporkan hal ini, sedangkan mereka sudah dikasih fasilitas gratis di tempat itu," beber dia.

Dua menambahkan, atas  laporan dari orang tua korban yang mendapat aduan dari anaknya lantara n kerap merasa sakit ketika buang air, membuatnya untuk berinisiatif mengajak korban melapor ke Polda Metro Jaya, sekaligus melakukan visum di Rumah Sakit bersama penyidik.

"Sudah dilakukan visum, tapi sampai hari ini hasil visumnya belum keluar. Jadi kita menunggu hasil visum," paparnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT