JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Rencana pemerintah mengharuskan masyarakat yang akan membeli BBM jenis pertalite dan solar dengan menggunakan aplikasi Mypertamina, menuai protes .
Selain ribet, penggunaan ponsel di area SBPU dikhawatirkan dapat menimbulkan kebakaran.
Putra (27), warga Ciledug mengatakan pemerintah melalui Pertamina seharusnya bisa mengkaji ulang tersebut. Sebab dia merasa penggunaan aplikasi dinilai terlalu berbahaya, sebab penggunaannya melalui ponsel.
"Itu kan pom bensi ya, jelas-jelas dilarang menggunakan Hp, tapi ini malah disuruh pakai aplikasi, kalau terjadi kebakaran gimana?," katanya, Rabu (29/6/2022).
Selain itu, Putra menilai penggunaan aplikasi saat melakukan pembelian BBM dirasa kurang efektif. Dikhawatirkan akan terjadi antrian yang cukup panjang.
Pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta ini sendiri dalam pengisian BBM selalu menggunakan Shell. Meski begitu, dia tau bagaimana kondisi di lapangan terkait pembelian BBM, apalagi jenis pertalite.
"Ga pakai aplikasi aja yang beli Pertalite itu ngantri, gimana kalau pakai aplikasi. Bisa-bisa ngantri panjang banget," ucapnya.
Selain itu, dia mengkritis soal masih banyak masyarakat yang belum mempunyai smartphone yang canggih. Sehingga itu sangat menghambat bagi masyarakat.
"Kalau menurut saya mending urus harga kebutuhan pokok aja dulu yang masih tinggi. Ini harga kebutuhan pokok masih tinggi, ditambah Pertamax juga mahal," tukasnya.
Terpisah, Umar (30) salah satu pengemudi ojol mengatakan, penggunaan aplikasi pada pengisian BBM dinilai kurang tepat. Dia takut nantinya akan terjadi antrian panjang.
Selain itu, dia juga khawatir penggunaan aplikasi tidak sesuai yang diharapkan. Sebab banyak masyarakat yang ponselnya masih terbilang sudah lapuk.