Maka Presiden Jokowi berusha membujuk Putin menghentikan perang di Ukraina. Misi besar ini memang mulia, tapi dari latar belakang terjadinya perang, itu urusan besar bagi Rusia terhadap NATO.
Kita berharap Jokowi berhasil, untuk itu, rasanya tidak cukup sekali bertemua dengan kedua pemimpin. Ngopinya harus berkali-kali. Kalau hanya ngopi sekali, rasanya kurang afdol, baru rintisan.
Hebat kalau sekali bertemu kemudian damai, orang Jawa bilang, idu geni, (harfiahnya, ludahnya bak api), manjur sekali kata-katanya. Adakah itu? Ini tentunya bukan mendamaikan Manggarai dan Berlan.
Mendamaikan warga Manggarai dan Berlan saja yang sering bentrok bertahun-tahun susah sekali, apalagi ini negara besar. Apalagi dalam istilah Rocky Gerung, kemampuan berdiplomasi Pak Jokowi rendah sekali, lebih baik kirimkan orang-orang yang berpengalaman dalam perdamaian, seperti Pak JK (Jusuf Kalla), dan juga SBY.
“Kalau Presiden Jokowi datang ke Ukraina dan Rusia, itu nantinya dia bikin headline di dalam negeri, bukan di luar negeri. Ya ini sekali lagi, untuk pencitraan saja,” katanya. (winotoAnung)