ADVERTISEMENT

Jadi Magnet Bagi Simpatisan, Atribut Gus Dur Masih Akan Terus Digunakan PKB dan Sulit Dihilangkan

Senin, 27 Juni 2022 18:51 WIB

Share
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (foto/ist)
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (foto/ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Perseteruan antara Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid dengan ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar diprediksi akan terus berlanjut hingga pilpres 2024 mendatang.

Terakhir, Yenny Wahid menyebut Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mendompleng popularitas Gus Dur lantaran masih menggunakan berbagai atribut ayahnya tersebut. Hal tersebut menjadi sorotan pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin. Menurutnya, sosok Gus Dur masih menjadi magnet bagi simpatisan PKB.

"Gus Dur bagaimanapun merupakan pendiri PKB. Jadi bisa saja itu yang menjadi alasan PKB masih gunakan atribut Gus Dur. Walaupun memang PKB Gus Dur dikalahkan oleh Cak Imin. Tapi intinya Gus Dur itu sosok karismatik jadi sulit dihilangkan oleh Cak Imin," ujar Ujang kepada Poskota.co.id, Senin, (27/6/2022).

Ujang pun tidak menampik apabila perseteruan ini akan terus berlanjut hingga pilpres nanti. Tapi hal tersebut, dinilai oleh Ujang merupakan hal yang wajar, terlebih saat ini dunia politik Indonesia sudah mulai bergejolak.

"Ini kan tahun politik, jadi keduanya sudah memanaskan narasi politik Indonesia dengan saling serang satu sama lain. Mungkin saja saling serang tersebut akan sampai Pilpres nanti," tambah Ujang.

Walaupun perseteruan tersebut akan merugikan Cak Imin, kemungkinan besar orang nomor satu di PKB tersebut tidak akan mundur pada kontestasi lima tahunan itu. Pasalnya, dalam kaca mata Ujang, Cak Imin mempunyai ambisi yang cukup besar dalam ranah politik Indonesia.

"Serangan Yenny Wahid ke Cak Imin bisa merugikan Cak Imin. Tapi apa boleh buat. Kelihatannya bagi Cak Imin, apa pun yang terjadi, dirinya akan maju terus pada gelaran Pilpres 2024 mendatang," kata Ujang.

Sebelumnya, Yenny Wahid menyebut Cak Imin yang merupakan keponakan Gus Dur bertindak kelewat batas saat diberi kesempatan masuk ke tubuh PKB.

Alih-alih menghormati Gus Dur yang telah membangun PKB setelah reformasi atas rekomendasi warga Nahdliyyin, kata Yenny, Cak Imin membuat muktamar tandingan yang berseberangan dengan Gus Dur.

"Ibaratnya Gus Dur bikin rumah, setelah rumahnya jadi, beliau bilang sama keponakannya, 'Ayo sini Min [Cak Imin], kamu tak kasih kamar paling besar'. Begitu kamar sudah dikasih, ternyata seluruh rumah dikuasain, Gus Durnya dikeluarkan. Itu kan yang terjadi seperti itu," ujar Yenny kepada wartawan di Jakarta, Senin, (27/6/2022).

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT