ADVERTISEMENT

Profesor UIN Jakarta Azyumardi Azra Nilai Jokowi Bakal Jadi Bebek Lumpuh Saat Musim Pilpres 2024, Begini Penjelasannya!

Minggu, 26 Juni 2022 13:33 WIB

Share
Kolase foto Guru Besar UIN Jakarta Pror. Azyumardi Azra dan Presiden Jokowi. (Foto: Diolah dari Google).
Kolase foto Guru Besar UIN Jakarta Pror. Azyumardi Azra dan Presiden Jokowi. (Foto: Diolah dari Google).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Azyumardi Azra, menilai jabatan presiden yang disandang Jokowi Widodo atau Jokowi akan menjadi 'bebek lumpuh' saat musim Pilpres 2024 mendatang.

Azyumardi menjelaskan, hal ini berkaitan erat dengan tanggal pemilu yang jatuh pada 14 Februari 2024 serta pelantikan Presiden terpilih pada 20 Oktober 2024. Rentang waktu yang cukup jauh itu menurut dia akan menciptakan keunikan dalam sistem pemerintahan.

“Yang dimaksud di sini sebagai Bebek Lumpuh, adalah Presiden yang sedang menjabat tak bisa lagi mengeluarkan kebijakan yang efektif dan strategis, karena sudah ada Presiden dan Wakil Presiden baru, meski belum dilantik,” kata Azyumardi kepada wartawan, Sabtu (25/6/2022).

Apalagi, apabila pasca pemilu terjadi gugatan hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK) lalu MK mengesahkan terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden hasil Pilpres 2024, maka legitimasi Presiden terpilih menjadi lebih kuat lagi. Sebaliknya, untuk Presiden yang sedang menjabat, akan semakin tak berdaya.

Situasi semacam itu, lanjut Azyumardi, akan mengakibatkan kevakuman pemerintahan selama 8 bulan. Atau bisa juga terjadi disorientasi pemerintahan.

Namun, Azyumardi menyadari, keputusan ini susah diubah. Sehingga hal ini menjadi pelajaran penting bagi para anggota parlemen hasil Pileg 2024.

“Semoga para anggota Parlemen hasil Pileg 2024 nantinya akan memperbaiki hal ini, agar praktik demokrasi kita semakin membaik,” jelasnya.

Di lain pihak, Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas sepakat jika segera setelah Pilpres, baik putaran satu atau dua, pengaruh presiden yang sedang menjabat berpotensi besar akan menurun di kalangan koalisi politiknya. Periode bebek lumpuh pun akan terjadi selama 8 bulan atau 4 bulan.

“Pada saat itulah sekutu politik akan pergi ke pemenang atau Presiden Terpilih. DPR juga mulai tidak responsif terhadap keinginan presiden petahana,” kata Sirojudin.(*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT