Oleh: Budi S, Wartawan Poskota
BELAKANG ini, partai politik (parpol) mulai sibuk 'dagang sapi'. Berkolaborasi untuk menjagokan calon yang diusung untuk maju di bursa Pilpres 2024. Saat ini, rakyat tengah berjuang keras menghadapi hantaman gelombang 'tsunami' berupa kenaikan harga, terutama bahan pokok (bapok).
Apalagi beragam pajak, bahan bakar minyak dan tarif listrik naik. Bahkan saat ini muncul wacana, gas elpiji 3 kilo juga bakal naik, seiring naiknya harga energi di pasar dunia.
Di tengah hantaman harga, lagi-lagi rakyat harus mengocek kantong lebih dalam untuk memenuhi kebutuhan sekolah anaknya, terkait tahun ajaran baru.
Saat membuka Rakornas Pengawasan Internal Pemerintah, Selasa (14/6), Presiden Jokowi mengingatkan situasi ketidakpastian melanda dunia, terutama ancaman krisis pangan, energi dan tingginya inflasi. Kondisi ini tentu tidak gampang dan mudah.
Karenanya harus dikalkulasi betul untuk menyiapkan pangan dan energi. Sebab sebagian besar pangan dan energi buat kebutuhan dalam negeri berasal dari impor.
Sehingga perlu ada kepekaan atau sense of crisis terhadap ketidakpastian dunia belakangan ini.
Kita memahami kekhawatiran Presiden Jokowi terhadap ancaman ketidakpastian yang sudah di depan mata ini. Krisis pangan dan energi ini baru awal. Kalau tak ditangani dengan serius, bisa menjadi malapetaka bagi negeri ini.
Krisis pangan dan energi ini berlanjut, tidak mustahil menjadi krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan.
Para parpol seharusnya juga memiliki cara pandangan dan pemikiran yang sama. Sebab kalau badai tsunami ekonomi dan moneter menghantam kembali, negeri ini bakal porak-poranda. rakyat lagi yang menderita.
Banyak pelaku usaha yang gulung tikar. Tak sedikit pekerja yang akan di PHK dan dirumahkan. Pertumbuhan ekonomi bakal minus. Inflasi juga tinggi, akibatnya naik semua harga-harga. Krisis moneter dan ekonomi seperti 1997 bisa kembali terulang. Pada akhirnya, situasi politik memanas.
Alangkah eloknya, jika para parpol ikut mencari solusi untuk menyikapi ketidakpastian dunia saat ini. Jangan sibuk dengan urusan partai semata. Perhatikan juga nasib rakyat ke depan. **