ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Bermain Dua Kaki

Rabu, 22 Juni 2022 08:30 WIB

Share
Kartun Obrolan Warteg: Bermain Dua Kaki. (kartunis: poskota/ucha)
Kartun Obrolan Warteg: Bermain Dua Kaki. (kartunis: poskota/ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

"LO jangan bermain dua kaki dong Bro. Sama teman kok gitu,” kata Heri kepada sohibnya selagi maksi di warteg langganannya.

"Lah, orang beraktivitas pastinya dengan dua kaki. Berjalan dengan dua kaki. Pemain bola dengan dua kaki, kalau dengan satu kaki gimana mampu menciptakan gol,” jawab mas Bro santai.

“Gue kasih tahu ya. Lo kan sahabat gue katanya lahir batin dukung gue jadi ketua. Tapi nyatanya lo diam – diam gabung dengan kelompok lain dengan calon ketua lain. Apa itu namanya bukan main dua kaki,” kata Heri.

“ Wah kalau soal itu rahasia. Gue cuma menggunakan kedua kaki gue agar lebih bermanfaat bagi kelompok gue, termasuk lo,” jawab mas Bro.

Heri dan Yudi, kedua sohibnya hanya saling pandang, nggak ngerti apa maksud perkataan mas Bro. Melihat itu, Ayu Bahari, pemilik warteg menimpali,” Jangan pakai rahasia - rahasian dong mas, blaka suta (terus terang, jujur) aja.”

“Saya sudah jujur kok yu, teman kita saja yang nggak dong.Gue bukan politikus yang bermain dua kaki. Gue loyal dalam persahabatan. Kalau gue bermanuver, itu karena ikut terbawa situasi politik saat ini,” kata mas Bro.

“Ya udah, gue paham. Lagak lo kayak petugas partai saja,” kata Yudi.

“Kalau gue kader partai harus loyal kepada keputusan partai, taat dan konsisten kepada titah ketua umum,” kata mas Bro.

“Gue setuju. Kalau tidak sejalan dengan keputusan partai, tidak lagi satu visi dan misi, lebih baik keluar.Ketimbang bermain dua kaki,” kata Heri.

Tapi Bro, bukannya bermain dua kaki itu baik, ketimbang satu kaki.Lagi pula dalam dunia politik bermain dua kaki itu sah – sah saja. Adakalanya dibutuhkan sebagai manuver politik memainkan bakal capres. Cek ombak lah.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT