Mau Kawin Lagi Dana Cekak, Duda Minum Racun di Makam

NASIB Samino (46), benar-benar memelas. Masalah datang bertubi-tubi. Setahun lalu istri meninggal (bukan wafat lho ya) diterkam Covid-19. Giliran mau nikah awal Juli besok, dananya terlalu cekak. Pusing dikejar-kejar keluarga calon istri, Samino pilih bunuh diri di makam istri karena dicuci otak setan.

Jangankan rakyat biasa, presiden saja pusing menghadapi Corona. Gara-gara penyakit made in China ini, semua terdampak. Banyak yang terkena PHK, banyak bini yang minta cerai, banyak pula perusahaan gagal bayar pesangon karyawannya gara-gara kas minim. Paling menyedihkan banyak suami atau istri kehilangan pasangannya, gara-gara termakan Covid-19.

Samino warga Kecamatan Gedek Kabupaten Mojokerto (Jatim) adalah salah satu suami yang terpaksa jadi duda dadakan, gara-gara istri diterkam ganasnya Covid-19 setahun lalu. Padahal istrinya meninggalkan 3 anak yang masih kecil-kecil. Untungnya antar besan segera mengurus nasib tiga bocah ini. Ada yang ikut embah dari ayah, ada pula yang dirawat embah dari pihak ibu.

Bagaimana dengan Samino? Dia sendiri mengalami masalah ganda. Sebelum istri  meninggal, dia sudah kehilangan pekerjaan karena kantornya tutup. Ada pesangon sih, tapi tak  mbejaji (memadai). Dia mencari kerja di berbagai kantor juga selalu gagal, karena semuanya sedang dililit problim yang sama.

Sebetulnya dia mau cari bini pengganti, tapi nikah lagi kan tak cukup modal bonggol, harus ada benggol. Gara-gara Corona, sudah setahun ini Samino tak pernah “ngetap olie”. Ada sih wanita yang siap menjadikan Samino sebagai PIL-nya, tapi sang duda ini tidak berani, sebab itu artinya selingkuh. Padahal selingkuh itu ibarat rendang babi, memang enak dan lezat, tapi haram!

Tapi yang namanya jodoh dan milik, takkan lari ke mana. Ketika ada obyekan yang hampir gol, Samino berani memacari anak orang dan siap nikah. Lamaran sudah dilakukan dengan segala ubarampe-nya, dan tanggal 3 Juli  ditentukan sebagai hari H atau perkawinannya di depan penghulu. “Saya terima nikahnya Siti dengan maskawin.......” begitu Samino menghafal teks akad nikah.

Tak jelas apa obyekannya, tapi semakin mendekati hari H, kok tanda-tandanya makin negatip. Itu artinya uang berjut-jut yang diandalkan, jadi sekedar bayang-bayang laksana fatamorgana. Padahal keluarga calon istri sudah mendesak, karena duitnya dibutuhkan untuk ini itu. “Mau nikah jangan terlalu njagakke endoge si blorok (baca: berspekulasi).” Kata hati nurani.

Belakangan ini Samino jadi banyak melamun dan merenung. Bukan merenung untuk melahirkan karya besar, tapi merenung karena pusing gara-gara semua usaha mentok. Tiba-tiba setan yang baru iseng melihat kondisi Samino, sehingga didekatinyalah. “Apapun masalahnya, minumnya tentu obat nyamuk.” Kata setan berulang kali di telinga kanan dan kiri Samino.

Hati nurani juga selalu mengingatkan, jangan ikuti setan, nanti akan dihinakan dunia akhirat. Ternyata dorongan setan dan hati nurani sama banyak, sehingga keduanya voting. Hasilnya,  suara setan  terpaut 3 lebih banyak, sehingga Samino pun langsung beli racun serangga. Di depan makam istrinya dia segera minum obat nyamuk itu dalam rangka bunuh diri, dan sukses!

Satu jam kemudian mayat Samino ditemukan juru kunci makam, karena sudah menjelang magrib kok belum selesai berjiarah ke makam istri. Ternyata, ditemukan tubuh duda malang itu sudah dingin dan kaku. Polisi pun turun tangan. Kata hamba wet itu, Samino mengalami depresi hebat gara-gara mau nikah dana tidak mencukupi.