Oleh karena itu, Gus Yaqut berpesan agar para mahasiswa dan generasi muda dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan analisis yang tajam, agar tidak terpengaruh dengan informasi-informasi tidak benar alias hoaks.
“Dalam hal ini mahasiswa perlu memiliki _tools_ atau alat yang tertanam di kepala masing-masing saat menerima, mencerna dan mengambil keputusan yang berbasis analisis tadi,” jelasnya.
“Contohnya, dalam melihat suatu kasus keagamaan yang diberitakan di media, kita perlu melihatnya dengan analisis. Misalnya, ada yang tampak dipermukaan tidak serta merta kemudian kita telan, tapi kita dalami dulu sebagaimana tren dan polanya, lalu bagaimana strukturnya hingga model yang melatarbelakanginya,” ungkapnya lagi.
Dalam seminar yang dihadiri mahasiswa dari PTKIN dan PTKIS di zona Jawa ini, Gus Yaqut mengingatkan agar semuanya tidak terlena dan fokus pada tujuan ke depan.
"Khusus bagi mahasiswa PTKI, Anda harus sudah mulai siuman, bangun dari keterlenaan berbagai fasilitas media, pertajam pisau analisis, dan pertegas orientasi atau cita-cita ke depan. Gantungkan idealisme untuk masa depan bangsa. Bangunlah mimpi-mimpi dan mulailah bergerak ke arah yang dituju dengan benar, terukur, dan disertai ilmu." kata Gus Yaqut.(*)