Balapan Koalisi, Jadilah Cak Imin Pilih Nada Mencla-mencle

Rabu 22 Jun 2022, 07:30 WIB
Kartun Sental-Sentil: Balapan Koalisi, Jadilah Cak Imin Pilih Nada Mencla-mencle. (kartunis: poskota/arif)

Kartun Sental-Sentil: Balapan Koalisi, Jadilah Cak Imin Pilih Nada Mencla-mencle. (kartunis: poskota/arif)

CAK Imin adalah salah satu politisi yang sangat lincah, bisa nimbrung sana, nimbrung sini. Dengan ringannya bisa komunikasi dengan politisi-politisi senior sekaligus. Terlebih, saat parpol seperti balapan bikin koalisi.

Ini pula yang kemudian membuatnya mencla-mencle. Bicara begini, bicara begitu, menclok sana-menclok situ.

Cak Imin sudah matang, pengangaman panjang di legislatif alias DPR, juga pernah di eksekutif segala, jadi Menakertrans.  Dari situ pula Cak Imin kemudian namanya sering dikait-kaitkan dengan kardus duren.

Cak Imin, itu sebutan era dulu, kini metamorfosis menjadi Gus Muhaimin, dari nama asli Abdul Muhaimin Iskandar, Ketum PKB.

Cak Imin jauh-jauh hari sudah ngebet ingin jadi presiden, baliho besar dengan gambar dirinya bertebaran. Sampai muncul anekdot, seorang turis bule naik taksi terheran-heran karena sering melihat baliho gambar bertuliskan Abdul Muhaimin Iskandar.

Saking herannya, Si bule tanya kepada sopir taksi. Who is Muhaimin. Tak diduga, si sopir menjawab membuat ngakak: Muhaimin Is Kandar.

Kekocakan ini tampaknya mengiringi nada mencla-mencle Cak Imin. Ia sudah memframing ingin jadi capres dengan segala balihonya.

Tapi, di suatu saat tiba-tiba bicara tunda Pemilu, konon usai bertemu dengan Menko Luhut Binsar kala itu. Dia tak bergeming saat dibullly soal usulannya itu.

Dia juga malah mendukung ide Presiden Tiga Periode. Entah apa yang ada di pikirannya, orang sudah mempersiapkan diri pengin jadi presiden, kok malah mendukung Presiden Tiga Periode. Mencla-mencle.

Irama mencla-mencle itu langsung tumbuh lagi, saat berbagai parpol mulai sibuk membentuk koalisi. Seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibangun oleh Golkar, PAN dan PPP.

Soal kemungkinan PKB bergabung ke KIB, Cak Imin  menjawab sersan (serius tapi santai). “Kalau PKB gabunga ke KIB, Capresnya harus saya,” ujarnya, dia lupa belum lama mendukung Presiden tiga periode, terlihat satu irama mencla-mencle konsisten.

Berita Terkait

News Update