PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Sebuah batu berukuran besar, bertuliskan arab di Kampung Muruy, Desa Muruy, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, merupakan benda bersejarah.
Konon, situs batu yang terdapat tulisan arab di atasnya dengan kalimat "Atol Hamam Anabu Alwau Sanatun" dengan tahun ukiran 1161 Masehi, merupakan jejak peninggalan Kerajaan Pucuk Umun.
Situs batu tersebut juga, menjadi Benda Cagar Budaya (BCB) yang memiliki nilai sejarah. Karena di lokasi telah dibangun bangunan untuk melindungi situs batu tersebut.
Dan di lokasi juga telah dipasang pelang, yang menandakan situs batu tersebut merupakan BCB, yang harus dilestarikan dan tidak boleh ada yang merusaknya.
Menurut cerita, situs batu peninggalan Raja Pucuk Umun tersebut juga pada masa Kesultanan Banten, pernah menjadi tempat singgah Muhamad Sultan Sifa Jaenal Arifin, yang merupakan kesultanan Banten, dalam menyebarkan Agama Islam di Banten, sebelum Sultan Hasanudin, Banten.
Setelah itu, di lokasi Batu Tulis Muruy tersebut juga pernah menjadi tempat singgah Nyi Kamilah, yang pada waktu itu menurut sejarah, selain untuk syiar Islam juga untuk menghindari dari penjajahan Belanda.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, batu tulis Muruy sebelumnya ditemukan oleh warga pada tahun 1980 an, ditemukannya batu itu dari lilitan akar pohon besar yang ada di lokasi tersebut. Namun kemudian batu itu diangkat dari lilitan akar pohon dan sekarang telah dibangun oleh pemerintah.
Konon, batu bersejarah itu memiliki nilai mistis. Artinya banyak warga yang mempercayai pengaruh dari keberadaan batu tuli tersebut, bahkan tidak sedikit pengunjung yang datang ke lokasi yang memiliki tujuan tertentu. Seperti ingin mendapatkan barang yang memiliki unsur goib serta tujuan lainnya.
Namun, ada larangan bagi pengunjung saat di lokasi, yakni tidak boleh naik ke atas batu dan berbuat hal-hal yang buruk, salah satunya bagi yang membawa pasangan ke lokasi tidak boleh melakukan perbuatan amoral dan merusak lingkungan.
Sebab bisa mendapatkan mala petaka, bahkan konon bagi pengunjung yang memiliki pasangan dan berpacaran di lokasi, maka ikatan Cintanya bisa kandas.
Keberadaan Batu Tulis itu juga, banyak yang berpendapat bahwa asal-usul nama wilayah Desa Muruy tersebut di ambil dari nama Batu Tulis itu. Karena sebelumnya, nama desa itu bukan Desa Muruy tetapi Desa Murni.