ADVERTISEMENT

Kemendag Catat Impor Migas dan Nonmigas Periode Mei 2022 Tumbuh Pesat

Minggu, 19 Juni 2022 05:56 WIB

Share
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengunjungi Pasar Cibubur, Jakarta, Kamis (16/6/2022). (foto: ist)
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengunjungi Pasar Cibubur, Jakarta, Kamis (16/6/2022). (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nilai Impor Mei 2022 mengalami kenaikan dari sisi impor, nilai impor Indonesia pada Mei 2022 tercatat 18,61 miliar dolar AS atau tumbuh 30,74 persen (yoy). Secara tahunan, impor migas dan nonmigas masih tumbuh pesat sebesar 62,65 persen dan 25,33 persen pada Mei 2022.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengatakan, berdasarkan penggunaannya, komposisi utama impor pada Mei 2022 masih didominasi impor bahan baku/penolong dengan pangsa 78,77 persen yang meningkat 33,95 persen (yoy). 

"Diikuti impor barang modal dengan porsi mencapai 13,09 persen yang mengalami pertumbuhan 29,19 persen (yoy). Impor barang konsumsi tercatat hanya mencapai 8,14 persen dari total impor dengan pertumbuhan 7,83 persen (yoy)," kata Zulkifli Hasan dikutip dalam keterangannya, Sabtu (18/6/2022).

Menurutnya, dominasi kenaikan impor bahan baku menunjukkan impor Indonesia ditujukan untuk aktivitas produktif guna mendorong produksi nasional, sementara kenaikan pada barang modal menunjukkan perusahaan manufaktur terus mendorong ekspansi usaha. 

"Peningkatan impor barang konsumsi mengindikasikan pulihnya daya beli masyarakat seiring dengan membaiknya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tumbuh dari 104,4 pada Mei 2021 menjadi 128,9 di Mei 2022," tambahnya.

Sementara itu, di tengah pembatasan ekspor pupuk oleh sejumlah negara seperti Rusia, Tiongkok, Vietnam, dan Kirgistan, impor pupuk (HS 31) Indonesia pada Mei 2022 masih mengalami kenaikan 93,55 persen (yoy). 

Selain pupuk, kata Zulkifli produk dengan kenaikan impor terbesar di antaranya perhiasan (HS 71) naik 153,27 persen (yoy), daging hewan (HS 02) 93,55 persen (yoy), gula dan kembang gula (HS 17) 83,38 persen (yoy), serta batu bara (HS 27) 76,95 persen (yoy). 

Zulkifli mengatakan ketidakpastian geopolitik akibat konflik Rusia-Ukraina, tekanan harga komoditas pangan maupun energi, dan gangguan rantai pasok global. Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan kementerian atau lembaga pemerintahan terkait.

"Langkah itu dilakukan guna menjaga ketersediaan pasokan pangan nasional dan stabilitas harga di dalam negeri serta menjaga inflasi di tingkat wajar,” pungkas dia. (nitis)

ADVERTISEMENT

Reporter: Nitis Hawaroh
Editor: Yulian Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT