MALAM itu tiga bersaudara punakawan Gareng, Petruk, Bagong, sedang kerkumpul. Bagong berceloteh, ia heran kok ring tinju seleb justru lebih ramai daripada tinju professional yang serius.
“Apa hebatnya coba, skill minim, pengalaman tanding nol. Tapi kok banyak yang suka, ramainya ampun di medsos,” ujar Bagong.
“Kita cari positifnya saja Gong. Itu gimana pun ada unsur sportivitas, kalau kalah di ring ya ngaku kalah. Tidak hanya koar-koar di medsos,” ungkap Gareng.
“Weh, kalo gitu aku punya ide, bagus juga kalau yang naik ring para buzzer yang biasa cekcok di medsos. Mereka kan cuma berani di medsos, coba bertarung di ring tinju,” katanya.
“Bukan buzzer saja Gong. Akan ramai kalau yang naik ring tinju ya para capres. Itu kalau untuk menunjukkan sportivitas lho,” ujar Gareng.
“Cocok, Kang Gareng. Undang Pak Ganjar, Pak Anies, Pak Airlangga, Cak Imin, AHY, Pak Prabowo, Pak Erick, Pak Sandi. Malah Bu Puan dan Bu Sri juga lho ya,” papar Bagong.
“Entar, ko Bu Puan sama Bu Sri juga ikut diundang ke ring tinju?”
Bagong menjelaskan, justru itu yang menarik, karena kalau tinju seleb dari kalangan perempuan, justru lebih seru penontonnya.
Gareng kemudian mencoba menyusun formasi siapa lawan siapa di antara para balonpres itu.
“Gini yang coocok, Pak Ganjar vs AHY, kan sama rampingnya. Pak Prabowo vs Pak Airlangga, tahu sendiri senior vs senior. Cak Imin vs Bang Sandi. Bu Puan vs Bu Sri. Nah, yang ini juga paling seru, Pak Anies vs Pak Erick, dijamin tiket ludes le, Gong,” papar Gareng.
“Okeee banget itu Kakangmas sing nggantheng nek dhewe,” teriak Bagong.
Gareng lantas berpikir ke hal lain. “Lha, terus ini yang paling penting, kan harus ada wasitnya. Coba siapa yang paling tepat,” ujar Gareng.
“Monggo Kakang Prabu Petruk Kanthong Bolong, siapa kira-kira wasitnya yang cocok,” ujarnya.
“Halah, kamu itu masih nyindir-nyindir aku, lakon itu sudah bubar Gong, jangan diingat-ingat lagi,” ungkap Petruk sambil agak heran kok bisa dulu dia jadi raja.
“Kalau penginnya bisa ramai, banyak menyedot perhatian, wasitnya tak lain ya Pak Ngabalin,” tandas Petruk sambil senyum.
“Loh, kok Pak Ngabalin, lha kan nanti malah dia ngajak cekcok petinjunya!”
Gareng menyela, itu belum lengkap, harus ada ring girls yang muncul tiap ronde.
“Aku emoh kalau nggak Lucinta Luna, Harus Lucinta Luna…! Yang lain nggak la ya,” teriak Bagong. (winotoAnung)