ADVERTISEMENT

Indonesia Pasar Potensial Narkoba

Senin, 13 Juni 2022 06:00 WIB

Share
Ilustrasi Narkoba. (foto: ist)
Ilustrasi Narkoba. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: Mochamad Ifand, Wartawan Poskota

PEREDARAN narkoba di Indonesia hingga kini terus terjadi dan seakan sulit untuk  dihentikan. Hampir setiap hari, pekan, hingga bulan, kabar pengungkapan penyelundupan barang haram ini berhasil digagalkan oleh para penegak hukum di tanah air.

Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), terus masuknya narkoba di tanah air akibat struktur perdagangan narkoba di Indonesia menarik bagi sindikat narkotika internasional. Pasalnya, barang haram ini bisa dijual dengan harga tinggi dibandingkan di beberapa negara lain.

Di mana harga narkotika jenis sabu di Cina pada tahun lalu hanya berkisar Rp20.000, sementara di Iran berkisar pada Rp50.000. Namun di Indonesia harga jual sabu dapat mencapai angka Rp1,5 juta rupiah per gram, dan menjadikan Indonesia sebagai pasar narkoba yang sangat potensial.

Dengan harga jual yang sangat tinggi itu, para bandar pun terus mencoba menyelundupkan sabu demi mendapatkan keuntungan berlibat. Berbagai upaya dilakukan agar narkotika ini bisa terus “laris manis” sekaligus merusak generasi bangsa.

BNN juga menyebut, kondisi dataran Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau membuat narkoba masuk dari berbagi lini. Pasalnya, berdasarkan data, hampir 80 persen penyelundupan sabu dilakukan menggunakan jalur laut.

Masalah lain pun timbul dari banyaknya oknum Lapas yang turut terlibat dalam aksi peredaran gelap Narkoba. Tercatat, sebanyak 90 persen kasus penyaahgunaan narkoba yang terbongkar dikendalikan oleh Narapidana dari balik jeruji besi yang dengan mudah menjalankan bisnis haramnya.

Dari setiap pengungkapan yang dilakukan oleh BNN, kepolisian bahkan hingga bea cukai, pasti bermuara di dalam penjara. Mereka pun mulai kesulitan karena akses untuk mencomot para pengendali terhalang tembok hingga peraturan yang cukup ketat.

Padahal seharusnya, para narapidana yang ada didalam lapas, tidak boleh menggunakan telepon genggam. Namun, meski hal itu sudah beberapa kali disampaikan, akan tetapi semua itu masih saja tetap terjadi.

Heru berkisah saat ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya kerja sama, baik nasional maupun internasional. Menurutnya karakter pengguna narkoba di setiap wilayah berbeda-beda dan jenis narkotika yang digunakannya pun berbeda.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT